✔47. Terbongkar

3.8K 271 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

Happy reading!

***

Frustasi. Itu yang di rasakan oleh Arsen sekarang. Sejak siang hingga sore hari, dirinya belum juga menemukan keberadaan Nara. Ia dan temannya sudah berkeliling jalanan, mencari-cari tahu soal keberadaan Nara. Arsen tidak bisa menghubungi Nara. Karena saat di telpon, suara Hpnya ada di dalam tas. Jadi, Nara tidak membawa tas.

Sore harinya Arsen memutuskan untuk diam di Markas, dengan perasaan campur aduk. Ia tidak bisa pulang sekarang, karena takut orang tuanya khawatir karena Nara tidak ada di sampingnya. Padahal orang tuanya terus menghubungi, Arsen sengaja tidak membalasnya.

"Kenapa lo lepasin si Adlina gitu aja?" tanya Chandi dengan nada menahan emosi. Kesal juga dengan perbuatan cewek itu. Ya meskipun mereka belum tahu siapa pelaku yang menyembunyikan keberadaan Nara. Tapi dari gelagat aneh Adlina, membuat semua orang langsung curiga kepadanya.

Arsen menyandarkan punggungnya di tembok  sambil bersedekap dada. Sebenarnya ia juga ingin mengintrogasi Adlina. Tapi cewek itu terus saja mengelak. Jadi percuma saja bertanya kepada Adlina. Serasa buang-buang waktu. Yang harus mereka cari yaitu Nara. Jika Nara di temukan. Barulah mereka akan tahu kejadiaannya.

"Percuma bicara sama dia. Buang-buang waktu," balas Arsen.

Harsel mengangguk setuju. Benar juga. Jika terus-terusan bertanya kepada Adlina, mereka pasti akan lama menemukan Nara. Karena usahanya tidak membuahkan hasil.

"Lo udah cek cctv semua ruangan, Sen?" tanya Harsel. Siapa tahu juga kan ada rekaman cctv lain yang menunjukan keberadaan Nara.

Arsen mengangguk, cctv itu mengarah pada seluruh penjuru ruangan. Jadi Arsen yakin. Ia tidak melewati satu rekamannya.

Harsel mengerutkan dahinya. Ia mencoba untuk berpikir. "Dari istirahat Nara ada di sekitar sekolah. Mustahil banget kalo cctv gak menunjukan petunjuk apa pun. Lo bener-bener udah cek itu cctv?"

"Gue udah cek," kata Arsen.

"Gimana kalo kita balik lagi ke sekolah," saran Chandra. Di sore hari suasana sekolah pasti sudah sepi, apalagi mendekati waktu maghrib. Pasti akan ada satpam yang menjaga dan tidak akan membiarkan mereka masuk.

"Ngapain?" tanya Adit. Sudah jelas kan tadi mereka melakukan pencarian ke sekolah, tapi mereka tidak menemukan Nara di sana.

"Cek cctv lagi. Kita semua harus teliti. Siapa tau kita nemu petunjuk," balas Chandra.

"Gue sih ayo-ayo aja. Barangkali Neng Nara ada di ruangan yang kosong," kata Mars.

Melihat dukungan dan bantuan dari teman-temannya membuat Arsen berucap syukur, ia merasa sangat berterimakasih kepada mereka karena sudah mau membantunya.

Keenam remaja tersebut langsung memakai jaket hitam dam helm, kemudian menaiki motor besarnya masing-masing. Jarak antara Markas dengan sekolah itu tidak terlalu jauh. Butuh waktu sekitar 10 menitan untuk sampai. Apalagi mereka selalu mengendarai motor dengan kencang. Pasti akan sebentar.

"Jalan belakang aja. Loncat pagar. Kalo jalan depan, bakalan ketahuan satpam," ujar Harsel.

Sesampainya di sekolah. Gerbang hitam besar itu tertutup. Di pos samping gerbang, ada satpam yang sedang membaca koran. Mereka memberhentikan motornya di warung. Tempat mereka nongkrong jika sedang bolos sekolah. Karena tempatnya cukup luas. Jadi mereka menitipkan motornya di sini.

ARSENARA (TAMAT✅)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz