✔12. Satu Kamar Berdua

10.8K 548 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💓

HAPPY READING!!

Setelah perdebatan tadi, suasana menjadi hening. Tidak ada yang membuka obrolan. Nara masih diam di meja rias, sedangkan Arsen sedang mandi. Sambil menunggu Arsen selesai mandi, Nara membersihkan make up-nya terlebih dahulu agar tidak menimbulkan jerawat jika tidak di bersihkan.

Suara pintu di buka membuat Nara langsung menoleh ke arah sumber suara. Matanya membulat sempurna saat melihat Arsen yang tengah memakai handuk dan telanjang dada, kedua pipi Nara mendadak memanas dan ia segera memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Ternyata suaminya itu memiliki tubuh yang indah, wajar jika kebanyakan dari kaum hawa mengagumi seorang Arsenio Adhyrama Sagara itu.

Sedangkan di depan pintu kamar mandi, Arsen mengerutkan kening saat melihat Nara yang tersipu malu. Arsen menyugar rambutnya yang masih basah ke belakang, kaki-kaki jenjangnya melangkah ke arah istrinya.

Nara terperanjat kaget saat tangan Arsen memegangi kedua pundaknya, seketika jantung Nara berdebar dengan ritme yang cepat. Arsen mengulum senyum, ternyata Nara tak memakai cadar.

"Ra..." panggil Arsen. Dagunya bertumpu di kepala Nara, jarak keduanya dekat sehingga Nara dapat merasakan hembusan nafas Arsen.

"Kamu kenapa gak pake baju? Pake baju dulu sana, kamu menodai mata aku," gerutu Nara.

Nara menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Arsen mengulum senyum saat melihat wajah Nara yang memerah seperti udang rebus.

"Buka coba mata lo, cewek-cewek gak bisa kedip kalo liat badan gue, cuma lo aja yang sering cuek ke gue Ra," ucap Arsen.

Arsen yang telanjang dada, kenapa malah justru Nara yang merasakan malu.

"Arsen ih malu," cicit Nara.

Dengan sengaja Arsen menggoda Nara, biar semakin malu. Tangan kekarnya melingkar di perut rata istrinya, kepalanya mencium tengkuk istrinya. Nara yang di perlakukan seperti itu, merasa geli. Rasanya aneh, Karena Nara baru merasakannya.

"Nghhhhhh...." suara lenguhan membuat Arsen terkekeh.

"Berhenti jangan?" tanya Arsen.

"Berhenti, geli Arsen..." jawab Nara. Arsen mengangguk, ia duduk di depan Nara.

"Ra, keringin rambut gue dong," titah Arsen.

"Kamu punya tangan sendiri, Arsen," tolak Nara.

Bibir Arsen mengerucut. "Lo ngebantah mulu omongan gue, Ra."

"Iya-iya maaf," ujar Nara.

Arsen mengembangkan senyum. "Ra..."

"Ih apa lagi sih?!"

"Kok lo marahin gue?"

"Ya kamu panggil-panggil aku, ada apa?"

"Manggil doang, gak boleh?" jawab Arsen sekenanya.

"Nyebelin banget sih kamu!!" ujar Nara. Ntah kenapa dari tadi ia mendadak sensi, apa mungkin efek datang bulan.

Kedua tangan Nara masih sibuk mengeringkan rambut Arsen, Arsen menelusup ke perut rata Nara.

"Ra, gue mau liat wajah lo, boleh hmm?" tanya Arsen sambil mendongakkan kepalanya.

Nara menunduk, untuk melihat Arsen. Keduanya saling menatap.

"Menurut kamu aku cantik nggak?" bukannya manjawab, Nara berbalik tanya.

"Lo mau gue jawab apa, Ra?"

Nara mengedikkan bahu. "Terserah kamu, kok kamu malah nanya aku?"

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang