[2] 60

248 32 6
                                    

Sabtu pagi, waktu yang paling menyenangkan bagi para pelajar karena mereka mempunyai waktu untuk bisa tidur lebih lama dari hari-hari sebelumnya. Tetapi itu tidak berlaku untuk kedua kakak beradik bermarga Huang, mereka sibuk mengemasi barang mereka dan terus meneriaki sang bunda.

"Ribut banget, ada acara apaan sih mereka?" Ayumi menoleh kebelakang, terlihat Renjun dengan kaos putih polos serta celana pendek berwarna hitam, tidak lupa dengan wajah setengah basahnya.

"Ada acara kayaknya, si Ade pelantikan kalo Abang gatau juga deh." Renjun hanya mengangguk sembari mengambil buah-buahan yang sudah Ayumi kupas dan potong, ia hanya memperhatikan Ayumi yang sedang memanggang roti untuk bekal anak-anak mereka.

Renjun tiba-tiba tersenyum begitu pandangannya tertuju pada perut Ayumi yang mulai terlihat, entah kenapa rasanya seperti baru pertama kali melihat Ayumi hamil. Apakah karena Ayumi sudah lama tidak hamil? Jadi rasanya seperti pertama kali, bahkan ia sempat salah tingkah ketika sedang mengajak berbicara bayi yang di dalam kandungan istrinya.

"Dih, gila. Senyum-senyum sendiri." Rey yang tadinya sibuk mengecek tas langsung menoleh untuk melihat siapa yang di maksud kakaknya, ia meringis begitu melihat ayahnya senyum-senyum sendiri dan menaik turunkan kedua alis pada Juna.

"Ih.... " Renjun melirik Rey yang masih menatapnya dengan dahi mengkerut.

"Ah ih ah ih, ga tak kasih jajan kamu." Ancam Renjun.

"Dih! Ga asik banget ancamannya." Renjun mencoba untuk tidak peduli dan kembali memakan buah yang ada di hadapannya, ia membiarkan kedua anaknya berlari merebutkan Ayumi.

"Aduhhh! Awas dulu! Ini lagi megang teflon panas, tersudut nanti kalian!" Renjun hanya cekikikan melihat kedua anaknya langsung menghindar ketika Ayumi berbalik badan sembari memegang teflon.

"Kalian pulang jam berapa?" Tanya Ayumi sembari menyiapkan bekal kedua anaknya.

"Kakak ga pulang kayaknya." Seketika semua hening dan menatap kearah Rey, bahkan Renjun yang tadinya mau menyuap buah terhenti.

Merasa menjadi pusat perhatian Rey melirik satu persatu anggota keluarganya, ia menelan roti selainya terlebih dahulu, "Kenapa?" Ucapnya pelan sembari menatap anggota keluarganya.

"Kakak? Ahahaha." Juna yang pertama kali tertawa kencang lalu di susul oleh Renjun, sedangkan Ayumi hanya tersenyum sembari menutup bekal milik Juna.

"Emang kenapa? Kan bentar lagi ada Dede, masa aku di panggil ade mulu." Rey langsung cemberut melihat kakak serta ayah yang masih menertawakannya.

"Gamau di panggil, kokoh nih?" Tanya Ayumi sembari memberikan tas bekal pada Rey.

"Bagusan kokoh atau kakak?" Rey langsung melirik Juna untuk meminta pendapatnya, Juna terdiam sembari menatap plafon rumah, mulutnya sembari mengunyah dan berpikir panggilan apa yang cocok untuk adiknya itu.

"Mas aja ga sih? Soalnya kan Ayah dari Jawa, terus kokoh kan China gitu, ayah kan cuman keturunan China bukan orang China asli ... "

"Iya kw dia mah." Sela Ayumi, hal itu membuat Rey dan Juna tertawa sedangkan Renjun hanya tersenyum seikhlasnya.

"Kami nyamannya di panggil apa?" Tanya Ayumi sembari duduk di samping Renjun.

"Apa aja sih, tapi kayaknya Mas bagus juga." Juna langsung tersenyum dan merasa bangga karena sarannya terpakai.

"Yaudah fix di panggil mas?" Rey mengangguk menjawab pertanyaan Ayumi.

"Kalian mau di anter apa berangkat sendiri?" Tanya Renjun melihat kedua anaknya sudah selesai sarapan.

"Sendiri aja aku mah, soalnya ga pulang jadi takutnya ada perlu keluar sekolah gitu gampang ga perlu minjem motor temen." Saut Juna.

"Mas?" Rey sedikit kikuk ketika langsung di panggil Mas oleh Ayumi.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊWhere stories live. Discover now