[1] 57

3.7K 299 32
                                    

Dua hari sudah mereka di Pulau Dewata, sebelum esok mereka pulang Herin menyarankan mereka untuk menonton pertunjukkan tari kecak. Karena yang hanya mereka ketauhi tari kecak sangat identik dengan Bali, jadi mereka tidak mau melewatkan kesempatan untuk menonton di tempat asalnya langsung.

Seharian kemarin mereka habiskan hanya untuk menjelajahi makanan-makanan rekomen di Bali, kali ini mereka akan ke tempat-tempat rekomen di Bali salah satunya tempat pertunjukkan tari kecak yang akan mereka lihat. Sebelum berangkat ke lokasi mereka mampir di rumah makan milik saudaranya Chenle, tentu saja gratis dan mereka bisa pesan apa saja.

Mereka sang pecinta gratissan tentu memesan menu tanpa melihat harga, mungkin jika ini di jumlahkan setara dengan uang jajan Ayumi selama setahun. Bisa jadi lebih, entahlah Ayumi sendiri pusing menghitung jumlah mereka makan jika bayar.

"Paling enak ikannya ga sih?" Ucap Jaemin menunjuk satu piring berisi ikan bakar, beberapa dari mereka seperti Ayumi, Haechan dan Somi mengangguk setuju.

"Padahal yang rekomen itu kerangnya tau, best seller parah nih kerangnya." Ucap Chenle mengambil satu kerang lalu ia letakan di piringnya.

"Iya, gue juga lebih pro ke kerangnya." Ucap Renjun, ia menyendok sambal ke piringnya lalu mengopernya ke Herin yang sebelumnya ingin mengambil sambal tapi keduluan olehnya.

"Acaranya jam berapa dah?" Tanya Hina setelah mencuci tangannya, gadis itu selalu selesai makan lebih dulu di bandingkan teman-temannya.

"Sore, masih lama lah." Ucap Herin lalu kembali menambah nasi, sistem rumah makan Chenle seperti lauk dan nasi terpisah jadi mereka tinggal mengambil apa yang mereka inginkan.

"Haechan sama Ayumi udah ga makan berapa tahun?" Ledek Jaemin melihat keduanya kembali menyendok nasi, mungkin itu sudah yang keempat atau lima.

"lauknya enak itu, mangkannya nambah terus." Ucap Jisung, Ayumi dan Haechan tidak membantahnya karena itu benar. Mereka berdua mempunyai selera makan yang sama, jika lauknya sangat nikmat mereka bisa saja menghabiskan nasi satu bakul.

"Selesai ini langsung kesana?" Tanya Siyeon yang sudah selesai, selain Hina gadis itu juga selesai lebih awal. Karena ia bukanlah tipe orang yang makan banyak, jika pun banyak itu cemilan bukan makanan berat.

"Ya ... Sekitar jam tiga kita kesana, perjalanan satu jam." Ucap Herin melihat jadwal penampilan di mulai. Herin membeli tiketnya secara online, hal itu agar ia dan teman-temannya tidak mengantri.

"Mulai jam berapa?" Tanya Jisung.

"Jam empat atau jam lima lah."  Jawab Herin lagi, gadis itu meletakan kembali ponselnya dan lanjut makan.

Setelah mereka selesai makan dan berbincang sebentar, mereka pun menuju ke lokasi wisata yang Herin rekomenkan. Tentunya menggunakan mobil yang menjemputnya di bandara, pokoknya selama mereka berkeliling Bali itu di supirkan.

Saat sampai Chenle berpesan agar mereka meninggalkan ia dan teman-temannya, urusan di jemput Chenle akan menghubungi mereka lagi. Herin berjalan mendekati tempat pengambilan tiket sedangkan yang lain menunggu di tempat yang tidak begitu jauh, banyak turis yang berkunjung dan mengantri untuk membeli tiket.

Keputusan Herin untuk membeli tiket online adalah keputusan yang sangat tepat, antrian tiketnya sangat panjang bahkan Haechan lebih baik pulang dari pada harus mengantri sepanjang itu. Seorang Haechan aja mau mengantri, lelaki itu rela membeli bensin eceran dari pada harus mengantri di pom bensin.

Walaupun ujung-ujungnya di marahin oleh Ayahnya.

"Nih, kita kesana buat masuk. Nanti kayak di kasih selendang gitu, harus di pake sampe acara selesai." Ucap Herin memberi masing-masing tiket ke temannya.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊWo Geschichten leben. Entdecke jetzt