[1] 56

3.8K 308 28
                                    

Hari ini yang rencananya mereka akan pergi kesuatu tempat ternyata batal, bukan tanpa sebab mereka membatalkan acara tersebut. Herin memilih mereka untuk beristirahat dan main di sekitar penginapan saja, karen Herin rasa teman-temannya masih butuh istirahat untuk menikmati liburan mereka.

Seperti pagi ini beberapa dari mereka seperti Jeno dan Jaemin memilih joging sekitar penginapan, ada Haechan, Chenle, Somi dan Herin yang bermain kartu uno di ruang kumpul mereka.

Hina memilih untuk duduk di sofa halaman depan, gadis itu memilih untuk menikmati pemandangan karena penginapan Chenle tidak begitu jauh dari pantai. Bahkan Hina baru menyadari jika pantai bisa terlihat dari jendela penginapan.

Jisung memilih untuk tidur sampai siang, lelaki itu sempat terbangun tetapi hanya memakan cemilan lalu kembali tertidur. Renjun pergi ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa kebutuhannya, tidak ada yang mau menemaninya pergi. Sebenarnya ia ingin mengajak Ayumi, tetapi kekasihnya itu masih terlelap.

Mana mau seorang Huang Renjun mengacaukan Ayumi yang tengah tidur.

Siyeon memilih berdiam diri di kamar, gadis itu menatap Ayumi yang tertidur pulas. Gadis yang sedari awal menjadi saingan terberatnya kini menjadi teman satu circlenya, Siyeon ingin sekali berbuat jahat pada Ayumi tetapi entah mengapa ia sangat tidak bisa.

Jika mau bisa saja ia mencelakakan Ayumi ketika mengetahui gadis itu memiliki Hemofilia, tetapi sekali lagi Siyeon tidak bisa melakukan hal itu. Awal mengenal dan mengetahui gadis di sampingnya saja sudah membuat Siyeon jatuh cinta, jangan berpikiran yang macam-macam.

Jatuh cinta yang di maksud itu, seperti rasa suka hanya untuk persahabatan. Sama halnya seperti Hina ke Ayumi.

Siyeon memperhatikan wajah Ayumi yang begitu menarik. Tidak seperti gadis cantik pada umumnya yang akan membuat bosan jika di pandang terus menerus, Ayumi seperti mempunyai aura yang spesial hingga membuat siapapun akan kagum dengan dirinya.

"Pada kemana?" Ayumi menetralkan pandangannya, Siyeon yang sedari tadi menatapnya kini memalingkan pandangan dan melihat televisi yang menyala.

"Di depan." Ayumi mengangguk, Ia merenggangkan otot-otot tubuhnya lalu beranjak dari kasur.

"Ga kedepan?" Siyeon menggelengkan kepala.

"Nungguin lo, takutnya linglung bangun-bangun ga ada orang." Ayumi mendecih lalu masuk kamar mandi.

"Di kira orok kali." Gumannya sebelum menutup pintu kamar mandi, Siyeon hanya tersenyum melihat Ayumi lalu melihat ponselnya yang berdering.

Nama Jeno tertera disana.

"Halo?"

"Aku mau ke minimarket, ada yang mau di beli ga?" Ucap Jeno di sebrang sana.

"Lagi mau es cream."

"Oh oke, ga ada lagi?" Siyeon menggelengkan kepala.

"Sayang? Ada lagi ga?" Siyeon tersadar akan perlakuannya, Jeno mana mungkin melihatnya menggeleng kepala karena ini adalah panggilan suara.

"Engga."

"Oke, gabung aja ke depan. Gapapa kok."

"Hm"

"Love you."

"Too." Sambungan telepon terputus pertepatan dengan Ayumi yang keluar dari kamar mandi dengan wajah basah.

"Ga mandi?" Tanya Siyeon.

"Mandi, ini mau ambil salin dulu." Ayumi melangkah menuju kopernya.

"Lah, tadi lama ngapain?" Tanya Siyeon terheran, pasalnya Ayumi di kamar mandi lumayan lama.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊDove le storie prendono vita. Scoprilo ora