[1] 06

5.7K 560 39
                                    

Gak kerasa ternyata ujian tinggal satu hari lagi, setelah ini tinggal nunggu pembagian rapot lalu pengumuman libur. Moment pembagian rapot adalah moment yang paling gue khawatir-in terutama dengan nilai.

Gue dan Hina lagi menunggu Herin di luar ruangan, sebenarnya Herin sudah selesai bareng sama gue dan Hina. Tetapi waktu mau mengumpulkan lembar jawaban, Hyunjin narik lengan Herin dan ngambil lembar jawaban Herin. Jadi kita harus menunggu Hyunjin selesai nyalin semua jawaban Herin.

"Ay, mau ikutan dance ga?" Gue ngelirik Hina dengan ekspresi bingung, kenapa tiba-tiba dia tanya seperti itu?

"Buat apa? Ada acara emangnya?"

"Classmeet, mau ikutan ga? Gue panitianya, nih."

"Bukannya classmeet cuman seputar olahraga ya? Kenapa malah nawarin dance."

"Ya iya sih, tapi kan di sela-sela waktu break gitu bisa di pake buat penampilan murid. Yang mau tampil aja sih, tapi kalo untuk lo gue maksa." Gue menyipitkan mata melihat Hina, sedangkan Hina hanya menaik turunkan alisnya.

"Dih, maksa."

"Ah, ayolahh."

"Ya mau sih, tapi masa gue sendiri."

"Yaelah, biasa kalo dance cover sendirian juga."

"Mon maap nih, beda server Bun."

"Sama aja aelah, oke gue catet nih." Gue membelalakkan mata, ketika Hina ngetik nama gue di daftar penampilan murid.

"Wah wah ga bisa nih, OSIS mana ada yang pemaksaan."

"Ada ... nih, Gue." Gue cuman berdecak kesal, lalu kembali melihat ke dalam kelas yang mulai tidak beraturan.

"Mau bawain lagu apa?" Gue menghiraukan Hina, sebenarnya tidak begitu kesal sih. Tapi kan, gue masih terbilang murid baru, malu aja untuk tampil di lingkungan asing kayak ini.

"Red velvet - bad boy, mau?" Kali ini gue melirik Hina yang ternyata juga tengah menatap gue.

"Kenapa? Udah apal kan?"

"Terlalu vulgar gak sih, kalo di tampilin buat acara sekolah? Mana gua sendirian lagi tampilnya,"

"Apanya yang tampil sendiri?" Gue dan Hina langsung melirik Herin dan Lami, yang entah sejak kapan sudah berada di hadapan kita berdua.

"Nih, Ayumi mau tampil, buat ngisi acara classmet bagian hiburan."

"Widihhh, boleh tuh bolehhh." Respon Lami, mendengar penjelasan Hina

"Emang mau nampilin apa?" Tanya Herin

"Dance bad boy-red velvet, tapi kalo gitu doang gak seru deh." Gue melirik sinis kearah Hina, maksudnya apa nih. Tiba-tiba saja Lami melompat-lompat, sembari memukul lengan gue dan Hina.

"Kenape dah lo." Hina menghempaskan tangan Lami, lalu menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Gimana kalo sambil nyanyi?"

"Anjir, yang bener aja."

"DENGERIN DULU DONGGG!" Teriak Lami, hal itu membuat beberapa murid menatap kearah kita. Saat itu juga Herin langsung membekap mulut Lami, sedangkan Lami hanya tertawa tanpa rasa bersalah.

"Berisik anjir."

"Ya maap, lagian gamau dengerin dulu."

"Yaudah jadi apaan?"

"jadi gini..." Lami menjelaskan sedikit detail konsep penampilan gue nanti. Gue, Herin, dan Hina hanya mengangguk sembari menyimak penjelasan Lami. Gue menggaruk kepala yang terasa gatal, gue ga yakin bisa menjalankan ide Lami barusan.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊOnde histórias criam vida. Descubra agora