Part 14 (Jawab Abimanyu)

65 12 5
                                    

⚠️ Plagiat dilarang mendekat👿

🍂Happy reading🌺

Abimanyu menarik nafas panjang, "Dek, kalau suatu hari nanti Kakak mendua, Kamu mau pisah?" tanya Abimanyu yang membuat Ami terdiam kaku.

Satu kata yang mewakili perasaan Ami saat ini, sakit. Lagi dan lagi, Abimayu membahas sesuatu yang membuat Ami kembali teringat kejadian kemarin.

Ami melunturkan senyumnya. "Apa kakak hanya ingin mendengar jawaban iya atau tidak dalam masalah p0ligami?" pekik Ami sedikit menjauh dari Abimanyu.

"Dek, kakak nggak mau bertengk-"

Sudut mata Ami mulai berair. "Kakak nggak mau bertengkar tapi pertanyaan kakak seakan mengajak kita untuk bertengkar!" Gadis itu mulai terisak, dadanya begitu sesak.

"Jujur, pertanyaan kakak, seperti meminta persetujuan tentang p0ligami yang kakak mau. Ami tau, ustadz Ilham sangat berjasa pada kakak, tapi bagaimana dengan perasaan Ami? Kakak nggak mikirin Aku ..., dikit aja? Aku tau, Aku egois, tapi Aku benar-benar nggak bisa nerima orang baru dalam hubungan ini," lirih Ami meneteskan air matanya.

Abimanyu mengumpulkan tenaganya untuk mendekat kepada istrinya. Mem3luknya begitu erat.

"Afwan dek, kakak benar-benar minta maaf jika menurutmu pertanyaan kakak itu menyakiti hatimu, tapi kakak sama sekali tidak bermaksud demikian."

Dengan lemas Ami mend0rong tvbuh Abimanyu, "Nggak ..., kakak nggak c-cintai sama Ami ...."

Lagi-lagi Abimanyu mem3luk istrinya, "Kakak cinta sama Kamu, sangat. Maafkan Kakak, maafkan kebod0han Kakak yang sudah buat Kamu sesakit ini. Afwan dek, karena Aku, kamu sudah banyak menderita, janjiku pada kedua orang tuamu, perjuanganku untuk mendapatkan kepercayaanmu, dan dengan gampangnya Aku menanyakan perihal p0ligami kepadamu. Pria macam apa Aku Ini,  Afwan dek, Afwan, kakak benar-benar menyesal," lirih Abimanyu ikut meneteskan air matanya.

"Kakak jah4t ..., kakak nggak pernah mikirin perasaan Ami," jerit Ami sambil memukul pelan dada bidan suaminya.

Melihat air mata Ami membuat Abimanyu semakin terpvkul, pelan ia menghapus air mata istrinya, "Mi, kakak bakalan jelasin semuanya. Jadi Kakak mohon, berhenti menangis," pinta Abimanyu.

Entah itu janji palsu, tapi jujur saja, Hati Ami sedikit tenang mendengarnya. Masih dengan terisak Ami menjawab. "Kakak janji?"

"Iya, Kakak janji. Tapi Kamu harus berhenti menangis. Liat hidung pesek istriku sudah berubah menjadi buah ceri merah," ejek Abimanyu sambil memegang hidung mancung istrinya.

"Hidung Ami itu mancung tau," elak Ami tak terima.

"Ya udah, sekarang kasi kakak pelukan yang," gumam Abimanyu merentangkan tangannya.

Ami langsung memeluk Abimanyu, 'Kak, nggak ada alasan untuk nggak percaya. Tapi kalau memang suatu hari Kakak harus memilih dia, maka izinkan Aku untuk menikmati momen ini hingga semuanya selesai,' batin Ami.

Sementara itu disisi lain.

Siang ini, Ustadz Ilham akan berkunjung kerumah Abimanyu. Mendengar pertanyaan adik satu-satunya setiap hari membuat ia mengambil keputusan yang salah.

Tok ..., Tok ...,

"Assalamualaikum...," ucap Ustadz Ilham sambil mengetuk pintu rumah pria yang akan ia jadikan sebagai adik ipar.

"Ada tamu, bentar yah," kata Ami lalu berjalan kebawah.

Pintu perlahan terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik berbalut mukena biru muda.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabara-" ucap Ami terhenti saat ia melihat orang yang berdiri di depan pintu.

"Nak Abinya, ada?" tanyanya sopan.

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang