Part 45 (Sayang)

19 3 0
                                    

Plagiat dilarang mendekat 😈

💞Happy reading 🥰

Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, kini Si kembar sudah berumur empat tahun.

Dihalaman rumah yang dipenuhi dengan Bungan dan juga beberapa kelinci, terdapat tiga anak kecil sedang bermain, dari teras halaman tersebut terdapat dua wanita yang tengah mengobrol sembari memerhatikan anak-anak tersebut.

"Mi, kenapa makin hari kamu terlihat semakin kurus," tanya Wulan yang kini sedang memerhatikan putrinya.

"Bagaimana tidak kuras Ma, liat aja cucu Mama yang aktifnya ma sya Allah," sahut Ami.

"Mama kan sudah bilang, kamu cari babysitter saja."

"Nggak Ma, merawat mereka memang melelahkan tapi Ami nggak bisa percaya sama orang lain."

"Tapi kamu juga harus menjaga kesehatan."

"Iya Ma."

Ami terdiam, ia mengingat ucapan seseorang kepadanya. 'Lima bulan lagi,' batin Ami.

"Hmmm Ma, kamu tau perbedaan antar menyukai, mengagumi dan mencintai?" tanya Ami sembari menatap ketiga anaknya yang tengah bermain dihalaman rumah.

"Khm, simpelnya tuh gini, misalkan kamu melihat sebuah bunga, jika kamu menyukainya maka kamu akan memetiknya tapi jika kamu mengaguminya pasti kamu hanya melihatnya lalu memujinya sedang jika kamu mencintainya maka kamu akan mengambilnya lalu merawatnya," jelas Wulan begitu tenang.

'Jadi begitu,' batin Ami, ia lalu menatap ke arah langit.

"Memangnya kenapa Mi?"

"Tidak, Ami hanya penasaran dengan teka-teki yang Ami liat kemarin, jadinya Ami tanya ke Mama," jawab Ami tersenyum.

"Aras, Aris, Ayra, waktunya masuk!" panggil Ami.

Ketiga anak kembar itu berlari ke arah Ami. "Umi, Alas nakal," adu Ayra sembari memperlihatkan lengannya yang memerah.

"Ila yang salah umi," elak Aras sembari memeluk Ami.

"Tida, Abang Alas yang nakal," adu Ayra dengan mata berkaca-kaca.

"Udah, udah, jangan nangis, sini Umi peluk," ucap Ami sembari memeluk kedua anaknya.

Wulan mensejajarkan tingginya dengan Ariz. "Ariz, kenapa tangan Ayra merah begitu?" tanya Wulan lembut.

"Alas pukul kalna ada nyamu."

"Tu, Abang Aras mau nyelamatin Ayra," ucap Wulan.

"Ayra, sekarang minta maaf ke abangnya," pinta Ami begitu lembut sembari mengelus pelan puncak kepala anaknya.

"Tapi sakit Umi," keke Ayra.

Ami menoleh ke arah Aras. "Fang nya Umi juga yah, minta maaf sama adiknya."

"Alas kan nggak syala Umi."

Ami memegang pelipis kepalanya. "Ayra, Aras, duduk disini," pinta Ami.

"Sekarang bershalawat dulu," lanjutnya.

"Allahummasholli 'ala sayyidinamuhammad," ucap Ayra dan juga Aras dengan bibir manisnya.

"Udah tenang?" tanya Ami sembari duduk di depan anaknya.

"Tapi Umi--"

"Shalawat lagi," potong Ami.

"Allahummasholli 'ala sayyidinamuhammad." Ayra menatap ke arah Aras, begitupun dengan Aras.

Begitulah cara Ami untuk mengerai pertikaian diantara mereka. Untung saja, cara tersebut selalu meluluhkan hati ketiga anaknya.

"Ade minta maaf," ucap Ayra mengangkat tangannya.

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Where stories live. Discover now