Part 53 Ucapan yang ngawur

13 2 0
                                    

Happy reading 🥰

Tiga hari sudah berlalu, kini Arum sudah mendapatkan jawabannya dari shalat istikharah yang ia lakukan selama tiga hari belakangan ini.

Ia langsung mengetik beberapa kalimat lalu mengirimkannya kepada Ami.
Ami yang tengah bermain dengan si kembar langsung beralih ke ponselnya saat ia mendengar suara notifikasinya.

"Alhamdulillah, Terimakasih ya Allah," gumam Ami, Setitik air mata lolos begitu saja tanpa ia sadari.

"Aras, Ariz, Ayra, Umi mau telpon teman Umi dulu yah, jangan nakal dan jangan sentuh apa-apa selain mainan."

"Iya Umi," jawab mereka bertiga.

Ami langsung menelpon Rara, menanyakan beberapa hal lalu kembali setelah apa yang ditanyakan nya sudah terjawab.

"Aras, Ariz sana siap-siap berangkat ke masjid, bentar lagi Abi datang," pinta Ami kepada kedua putranya.

"Umi, Umi, Ila mau liat Boboiboy," pekik Ayra tidak sabaran.

"Alas juga Umi."

"Etss, ingat kata Abi, utamakan?"

"Shalat," lanjut ketiganya sembari tersenyum.

"Nah sekarang Aras sama Ariz siap-siap."
Ami membawa ketiga anaknya ke kamar, mengambil dua baju muslim putranya.

Usai menyiapkan bajunya, Ami kembali mengantar si kembar untuk berwudhu, setelah itu mereka duduk di ruang tamu menunggu Abinya pulang.

Aras duduk tepat di pangkuan Ami, sedangkan Ariz dan juga Ayra duduk di sampingnya. Begitulah Aras, ia begitu manja kepada Ami ketimbang Abimanyu.

Terdengar mobil Abimanyu sudah ada di depan gerbang, membuat Ami langsung mengantar Aras dan juga Ariz ke depan.

"Ayra, ayo nak, kita shalat," ajak Ami setelah ia mengantar kedua anaknya.

"Iya Umi," sahut Ayra.

Usai melaksanakan shalat, Ami lanjutkan dengan menanyakan hafalan do'a-do'a untuk putrinya sembari menunggu Abi dan juga kedua anaknya.

"Ayra udah hafal ayat kursi?" tanya Ami sambil memangku putrinya.

"Sudah Umi."

"Ma sya Allah tabarakallah, kalau Abi udah datang jangan lupa setor hafalannya."

"Kenapa bukan Umi yang dengal?"

Ami mengelus puncak kepala anaknya. "Umi mau keluar, mungkin agak lama."

"Ayra ikut Umi," ucapnya dengan mata berbinar.

"Maaf yah sayang, anak-anak nggak boleh ikut."

"Kenapa Umi?"

"Nanti Abinya kesepian dirumah."

"Tapi Umi, kan ada abang Alas sama Ali."

"Tetap aja ng--"

"Assalamualaikum! Umi!" teriak Aras berlari ke arah Ami.

Ami melirik ke arah pintu, terlihat suaminya tengah berjalan ke arahnya sembari tersenyum. "Kakak udah pulang," tanya Ami sambil menyalami tangan suaminya.

"Iya, tapi masih ada beberapa kerjaan yang belum selesai."

"Hmm, kakak udah makan?"

"Alhamdulillah sudah."

Ami tersenyum, ia langsung mengambil tas yang sudah disediakannya. "Kak, Adek titip anak-anak boleh nggak?"

"Mau kemana? Kakak kan baru sampai," sahut Abimanyu.

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang