My Cold Captain-18

29.6K 1.7K 94
                                    

Abel datang ke rumah Willie untuk melihat keadaan Janelle setelah sempat pergi ke luar kota bersama Nigel. "Bi, Jane di mana?" tanya Abel pada salah satu ART-nya yang sedang membersihkan rumah Willie.

"Di ruang makan, Nyonya. Lagi sarapan." jawabnya.

Abel mengangguk dan pergi ke ruang makan. "Hai, Jane."

Janelle menoleh dan tersenyum. "Bunda udah sarapan?"

Abel langsung mengangguk. "Udah. Kenapa sarapannya cuma buah?"

"Jane seleranya cuma buah, Bun. Ya, daripada nggak makan sama sekali."

"Iya, walaupun buah bagus, usahain diselingi sama makanan yang lain." ujar Abel dan Janelle mengangguk. "Oh, iya, Willie di mana?" tanya Abel yang sengaja menyinggung soal Willie untuk melihat reaksi Janelle setelah kejadian malam itu.

Janel melirik Abel sejenak karena Janelle sendiri tidak tahu Willie ke mana. "Kayaknya, keluar deh, Bun. Jane nggak sempet nanya pergi ke mana."

"Oh, gitu. Em... Apa Willie jadi suami yang siaga untuk kamu selama kita semua tau kalo Jane sakit?"

Janelle mengangguk sambil tersenyum dan itu membuat hati Abel terasa sakit karena Janelle masih mau menutupi keburukan Willie di depannya.

Abel pun ikut tersenyum lalu mengusap-usap punggung Janelle dengan merasa bersalah pada perempuan itu atas perlakuan anak laki-lakinya.

-My Cold Captain-

Setelah Janelle yang mencari tahu tentang kesukaan Willie khususnya makanan, kini Willie yang mencari tahu apa saja kesukaan Janelle. Pagi pergi ke Singapura, siang Willie pulang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat pribadi.

Willie sudah tiba di Indonesia dan sedang menghubungi Elaya untuk bertanya tentang kesukaan Janelle. Sembari menunggu sambungan terhubung, Willie memikirkan kalimat seperti apa yang harus ia lontarkan agar Elaya tidak merasa curiga.

"Halo, Wi?"

Willie yang kebetulan sedang menyetir, sempat terkejut dengan AirPods yang berada di telinga. "Halo, Ma. Wil kebetulan lagi di luar, ya, pengen kasih sesuatu sama Jane biar Jane bisa semangat kayak biasanya. Tapi, Wil bingung mau kasih apa. Mungkin Mama bisa kasih tau Wil apa aja yang Jane suka?"

"Oh, soal itu. Em... Ada, sih, hal yang paling Jane suka. Liburan ke pulau sama dibeliin bunga. Jane suka banget sama air jadi Jane itu pasti ayo-ayo aja kalo diajak liburan ke pulau. Soal bunga, Jane suka banget sama bunga tulip yang warna pink sama putih. Walaupun nggak ada warna pink sama putih, ya, yang warna soft gitu digabung dijadiin buket."

Willie mengangguk-anggukkan kepala. "Oke, makasih, Ma."

"Iya, Wil, sama-sama."

Willie melepas AirPods-nya ketika sambungan sudah terputus dan Willie pun sedikit menambah kecepatan mobil untuk pergi ke toko bunga, Willie masih dalam perjalanan, belum sampai di toko bunga seperti yang Willie bilang pada Elaya tadi.

-My Cold Captain-

Mendengar suara air dari kamar mandi, Willie meletak buket bunga tulip di sisi tempat tidur yang biasa Janelle tiduri. Setelahnya, Willie keluar dari kamar untuk pergi ke rumah orang tuanya, memberitahu mereka jika Willie sudah resign walaupun sang pimpinan maskapai siap menerima kehadirannya lagi nantinya.

Tidak lama Willie pergi, Janelle keluar dari kamar mandi dan membulatkan mata melihat buket bunga yang berada di tempat tidur.

"Ya ampun, bagus banget." kata Janelle dengan antusias melihat bunga kesukaannya. "Tapi, ini dari siapa? Apa dari Willie?" Raut antusias Janelle menghilang seketika.

My Cold Captain [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant