My Cold Captain-27

20.1K 1.2K 52
                                    

"Tuh, 'kan, bener! Kamu hamil!" seru Quinnie ketika Janelle keluar dari kamar mandi dengan alat tes kehamilan yang langsung direbut.

"Ya ampun, Jane. Selamat!" Abel langsung memeluk Janelle yang terlihat bingung harus bereaksi seperti apa.

"Iya, makasih, Bun." Janelle tersenyum sambil membalas pelukan Abel.

"Gaya banget mau fokus sama kesembuhan Jane, ujung-ujungnya nggak tahan juga, 'kan?" Reverie menatap Willie dengan raut meledek.

Willie sendiri juga sama seperti Janelle, tidak tahu harus bereaksi seperti apa karena yang Willie pikirkan saat ini adalah kesehatan Janelle.

"Hei, aku hamil." Janelle mendekat pada Willie yang termenung, menyentuh pipi laki-laki itu.

Willie mengulum senyum. "Aku tau. Kita ke dokter kandungan hari ini, ya?"

Janelle mengangguk. "Oh, iya. Belum kasih tau Papa sama Mama." Janelle langsung mengambil ponselnya di kamar karena saat ini mereka sedang berkumpul di depan kamar mandi yang ada di lantai bawah.

"Wil, kok kayak nggak seneng, sih?" tanya Quinnie.

"Bukan, bukan nggak seneng, Kak. Ya, Wil kepikiran aja. Jane belum sembuh tapi udah hamil, takut kesehatan Jane sama bayinya terganggu."

"Makanya, pake pengaman kalo nggak mau Jane hamil." kata Reverie dan Willie menghela napas.

-My Cold Captain-

"Kanker biasanya jarang mempengaruhi bayi selama kehamilan. Kalau kalian pernah denger kanker bisa menyebar ke bayi di dalam rahim, belum ada bukti genetik yang jelas untuk dukung interpretasi itu." Dokter Gunawan menatap bergantian Willie dan Janelle yang semula tampak tegang, kini mulai tenang.

"Apa ada kemungkinan saya jalani kemoterapi, Dok?" tanya Janelle.

"Keadaan kamu baik-baik saja, jauh lebih baik dari sebelumnya. Kita akan tetap lakukan pengawasan aktif, kalau pun harus kemoterapi, itu bisa dilakukan setelah trimester pertama karena risiko jauh lebih ringan. Tapi untuk saat ini, keadaan kamu baik-baik saja, Janelle. Sepertinya pencopotan alat itu bisa dilakukan sebentar lagi dengan syarat kondisi kamu yang harus semakin membaik."

Janelle menghela napas dan saling tatap dengan Willie.

"Terima kasih banyak, Dok." kata Willie.

"Sama-sama. Dan, ini dari saya karena kemarin katanya Janelle berulang tahun." Dokter itu berdiri lalu mengambil buket bunga dan kotak berukuran sedang berisi kue dari tangan perawat.

"Ya ampun, Dok. Terima kasih banyak." Janelle tersenyum lebar dan sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan hadiah dari sang dokter.

Dokter Gunawan tersenyum. "Sama-sama. Kamu harus tetap semangat."

Janelle tertawa. "Pasti, saya dikelilingi sama orang-orang yang bener-bener sayang, peduli, dan perhatian ke saya. Saya bakal selalu semangat untuk bisa sembuh, Dok."

-My Cold Captain-

"Kak Rev sama Kak Quinn nggak hamil anak kembar, apa mungkin aja kita yang bakal dapet anak kembar?" tanya Janelle pada Willie.

"Mungkin? Kamu pengen punya anak kembar?" Willie duduk di sebelah Janelle.

Janelle menghela napas. "Ikatan batin anak kembar itu kuat banget, karena aku ngalamin sendiri. Aku takut kalo misalnya anak kita kembar, nasibnya kayak aku sama Elle."

Willie langsung menggeleng. "Jangan ngomong kayak gitu. Ngomong yang baik-baik aja, yang positif. Mau kembar atau enggak, kita serahin aja sama yang di atas."

My Cold Captain [COMPLETED]Where stories live. Discover now