My Cold Captain-31

18K 837 17
                                    

Janelle duduk sendirian di belakang rumah, lebih tepatnya duduk di sofa berukuran panjang dengan ponselnya yang menempel di telinga, Janelle sedang berteleponan dengan Elaya, membahas tentang kehadiran sang mertua di rumah orang tuanya.

"Mama sama Papa nggak nyalahin orang tua Willie, kita tadi ngomongnya juga baik-baik. Mereka sempet minta maaf soal kelakuan Willie. Mereka juga nggak nyangka Willie sempet punya sikap yang dingin banget sama Jane, ya, bener-bener nggak ada yang nyangka. Dulu Willie baik banget."

"Syukur kalian ngomong secara baik-baik, Jane takut banget kalo Papa sampe emosi lagi. Jane bener-bener nggak bakal tenang kalo ada keributan antara Papa sama orang tua Willie."

"Enggak, Jane. Papa nggak emosi, cuma Papa masih keliatan kecewa banget tadi, Papa juga terus terang ungkapin kekecewaannya di depan mereka. Tapi intinya, Papa sama Mama nggak ada masalah apa-apa sama mereka."

Janelle menundukkan kepala. "Willie udah berubah, Ma."

Di seberang sana, Elaya diam saja.

"Jane pikir, kalo Willie tau Jane sakit, Willie bakal cuek atau jauhin Jane karena takutnya Willie trauma sama kejadian sebelumnya. Tapi, Willie langsung berubah gitu aja, Willie langsung bersikap baik sama Jane, perhatian banget sama Jane. Malah, Willie sampe resign demi jaga juga rawat Jane di sini."

"Hah? Willie resign?" Elaya terdengar terkejut karena memang belum mengetahui kabar itu.

"Iya, Ma. Willie resign karena Jane. Hampir dua puluh empat jam Jane sama Willie terus, kita bareng-bareng terus. Willie bener-bener bisa bikin Jane bahagia sampe setiap kali check up, dokter selalu bilang kalo Jane makin baik keadaannya."

Elaya kembali dibuat diam

"Jane tiba-tiba keinget sama pertanyaan Mama waktu itu. 'How's your married life? Are you happy? Willienya gimana?'" Janelle tersenyum. "My married life is beautiful, I am very happy, he is the perfect husband."

Elaya tidak memberikan respon apa-apa di seberang sana sedangkan di balik pintu, sudah ada Willie yang dapat mendengar dengan jelas ucapan Janelle barusan, membuat Willie tersenyum.

"Ma?" panggil Janelle karena Elaya tidak bersuara lagi.

"I'm glad to hear that." ucap Elaya.

Janelle tersenyum. "Udah dulu, ya, Ma. Jane lagi duduk di belakang rumah, nggak enak biarin Willie sendirian."

"Iya, Jane."

Janelle pun menjauhkan ponselnya dari telinga dan menoleh dengan raut terkejut karena Willie yang tiba-tiba saja muncul.

"Kenapa kamu kaget?" tanya Willie sambil duduk di sebelah Janelle.

"Hah? Enggak." Janelle menggeleng.

"Thank you." kata Willie yang membuat Janelle bingung. "Soal jawaban kamu untuk pertanyaan Mama."

Janelle tertegun. "Kamu denger?"

Willie mengangguk. "Nggak semuanya, dimulai dari kamu kasih jawaban ke Mama."

Janelle ikut mengangguk tanpa ada perasaan malu karena Willie sempat mendengarnya.

"Aku pengen ke rumah Mama sama Papa untuk minta maaf lagi." kata Willie.

"Jangan sekarang, tunggu keadaannya bener-bener udah membaik. Tadi kata Mama, Papa masih kecewa waktu Bunda sama Daddy dateng ke rumah, tapi mereka nggak ada ribut sama sekali, kok."

Willie mengangguk-anggukkan kepala lalu menghela napas dengan tatapan yang tertuju pada kolam renang, tampak jelas Willie sedang memikirkan kejadian saat mertuanya datang ke rumah.

My Cold Captain [COMPLETED]Where stories live. Discover now