Born to Feel

119 13 1
                                    

*We are Born to Feel*

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

*We are Born to Feel*

Di tengah kekacauan yang tersisa di kerajaan, Pasukan Marinir yang sepenuhnya telah turun dari helikopter transportasi, mulai mengamankan perimeter.

["Situasi?"]

Helikopter Blackhawk yang terbang di angkasa membawa komandan nama sandi Eagle 2-6, mulai menghubungi pasukan di darat.

Riria dan Suzu yang mengamati dari helikopter dimana kerajaan masih di telan api yang membara, mulai saling tukar pandangan.

Mereka tampaknya sadar akan sesuatu yang mereka lupakan selama di dunia ini, dan hal itu adalah soal fakta dunia mereka walau tanpa sihir seperti dunia ini, jika mengenai operasi militer, maka teknologi masih sangat unggul ketimbang metode konvensional yang ada di dunia ini.

Marinir yang tengah mengamankan Tiara naik ke Helikopter CH-53E, mulai mengamati sekitar sebelum mulai memberikan sinyal ke pilot untuk lepas landas.

("Disini Romeo 6-7, paket telah di muat ke helikopter")

["Copy, amankan area, kerja bagus"]

Tiara yang masih pingsan, di bawa ke markas Delta dimana tampak beberapa pasang mata dari Marinir yang mengawal tubuh Tiara yang pingsan itu, menatap dengan tatapan ingin membunuhnya saat ini juga .

"Ingin sekali aku tarik pelatuk senjataku saat ini juga, izinkan aku, Sersan Satu"

Kopral yang duduk bersebrangan dengan Sersan Satu di helikopter, mulai memberikannya tatapan tegas.

"Jangan nak, aku tahu kau sangat membencinya, tapi kita punya hal yang harus kita lakukan"

Perintah Sersan Satu pada Kopral itu, benar jika Tiara membunuh salah satu rekan mereka dengan cara biadap membuat semua marinir ingin sekali membalaskan nyawa Alfred, namun tampaknya CO di markas Delta memiliki agenda lain.

Tepat di perjalanan kembali ke Markas', Marinir sekali lagi memeriksa kondisi Tiara sebelum mereka mulai memasang borgol besi yang mengikat kedua tangan dan kakinya.

Di markas ketika Helikopter mendarat di lapangan pacu helikopter, Marinir dengan cepat menurunkan Tiara dari helikopter menuju ke tempat interogasi di gedung Komando.

'Letnan Jenderal akan sangat menikmati ini'

Pikir Sersan Satu ketika melihat Tiara di bawa oleh beberapa Marinir, helikopter kedua yang mendarat kemudian tampak beberapa marinir membawa ksatria itu menuju ke ruang tahanan.

Cukup mengejutkan dimana dari laporan sementara, mayoritas tentara yang menyerang kerajaan Rosella adalah ksatria perempuan.

"Jauhkan tanganmu, Dasar pengkhianat kemanusiaan"

Salah satu ksatria tampak memaki Marinir yang memaksa mereka mengikuti Marinir ke gedung tahanan.

"Shut up, Move"

Connected World Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon