Pt. II The Heroes are the one whose gonna save their world

86 15 3
                                    

["Invasi! Aku ulangi, invasi! Semua personil segera bersiap!"]

'fuk!'

Aku, Jonathan, saat ini pulau Okinawa tengah menghadapi krisis terbesar sejak berakhirnya perang dingin.

Ledakan tercipta sesaat setelah senjata pertahanan terakhir CRAM gagal menginterupsi rudal penjelajah.

Kepanikan dengan cepat membuat seluruh wilayah tenggelam dalam api yang membara, Sirene serangan udara berbunyi keras di pangkalan militer ini.

'apa yang terjadi?!'

Jonathan berusaha berdiri dengan kedua kakinya ketika ia sempat terhempas oleh ledakan itu.

Di matanya ia melihat setidaknya puluhan roket dari markas di luncurkan menuju ke cakrawala dimana sumber serangan itu datang.

Tiga rudal Tomahawk meluncur di ikuti dua Rudal Harpoon, menuju ke laut dimana di kejauhan terdeteksi kapal musuh.

["Semua personel segera melapor! Aku ulangi, semua personel segera melapor!"]

Di tengah kekacauan yang terjadi, aku berusaha meraih kembali kesadaran ku, berjalan dengan gontai aku berusaha mencapai ke markas dimana perlengkapan ku berada.

Di mataku, hanyalah api yang membara di tambah kekacauan dimana banyak warga sipil berlarian, berteriak takut dan ada yang terduduk tak bisa berkata-kata.

'fuck!'

Sebuah suara kembali tercipta, kali ini ledakan baru terjadi di markas dimana untuk sekilas ledakan ini terasa sangat besar sampai-sampai membuat tanah bergetar.

Ledakan dari gudang amunisi dan persenjataan hanyalah jawaban yang paling masuk akal kenapa ledakan itu sangat besar sekali.

Dengungan mulai terasa sangat nyaring, aku berusaha berjalan menuju markas yang telah di telan api.

"Sialan....."

******

Suatu tempat, Ground Zero, Polandia-Belarusia

("Semua unit, paksa maju")

Unit Heavy Tank Unit yang terdiri dari 14 Abrams dan 7 Challenger 2 mulai bergerak memaksa maju kawasan yang di bombardir oleh roket dan artileri.

Daratan yang tadinya di tumbuhi oleh rerumputan terlapisi oleh salju langsung berubah menjadi lahan tandus yang berlumpur bekas ledakan.

Tubuh kaku terbaring di tanah dengan jumlah yang sangat mengerikan bahkan banyak reporter dari seluruh dunia tak berani meliput soal kondisi korban jiwa pengungsi yang datang entah darimana itu.

"To jest ten moment, mój bracie, ten moment, na który czekaliśmy, aż ten dzień nadejdzie" (Inilah saatnya, saudaraku, Hari yang kita telah lama kita nantikan telah tiba)

"Dzień, w którym możemy pomścić naszą starą zemstę" (Hari dimana kita bisa membalas dendam lama kita)

"Nigdy nie zapomnimy, co komuniści nam zrobili!"

Transmisi radio berakhir setelah puluhan Tank IFV & BTR-90 diikuti M-2 Bradley dari kesatuan Mechanized Infantry Division mulai tampak membawa pasukan gabungan dari Polandia dan Hungaria.

("Hufh....hufh....")

Seorang prajurit di dalam kendaraan Bradley tampak sedikit berkeringat gugup, hal itu di buktikan dengan tangannya yang gemetaran memegang senjata SIG-MCX yang baru saja di rilis untuk angkatan bersenjata Amerika Serikat-NATO

("Apa kau baik-baik saja, Lcpl?")

Marinir di seberangnya tampak menyadari sikap gemetaran dari rekannya yang duduk bersebrangan dengan nya.

Connected World Donde viven las historias. Descúbrelo ahora