New Start

125 10 1
                                    

"Letnan Satu Fujiwara, kalian sebaiknya kembali ke Markas, selebihnya kami yang akan ambil kendali soal tempat ini"

XO Jad, Navy SEAL Team-6, bersama dengan tim Raidsoc, dan Alpha Company yang saat ini sedang berkumpul di titik temu area terluar dari kerajaan ini mulai membicarakan soal tiga manusia yang sekarang berdiri di belakang Fujiwara tanpa berkata apapun.

"Uhm, Letnan Fujiwara.... A..apa kalian tidak apa-apa mengatakan itu ke Raja?"

Tokiwaki mulai tampak gemetar gugup ketika mereka bertiga mendengar sendiri bagaimana jawaban Fujiwara ke Raja Arthur.

Fujiwara dengan senyuman menatap ketiganya tanpa peduli soal ancaman itu.

Jad yang berjalan kearah tim Raidsoc dan Navy Seal, langsung di sambut oleh Samuel yang menyerahkan radionya.

"Pak, laporan dari Markas"

Saat ia mengambil radio itu, Jad mulai mengkonfirmasi identitasnya.

"Disini XO, Seal Team 6, konfirmasi"

["Jad, kalian bersama Alpha Company, kami perintahkan untuk RTB, Kalian harus kembali bersama dengan tiga manusia itu ke markas, aku harapkan konfirmasi perjalanan kalian dan ketibaan kalian dalam 12 jam, disini Markas Out"]

Mendengar transmisi itu, Jad mulai menatap ke tim yang melihatnya seakan mereka tahu apa yang dikatakan markas tadi.

"Kurasa kita punya tugas lain, kalian semua segera bersiap, kita akan pergi dari AO dalam 15 menit. Aku akan mengabarkan Letnan Fujiwara, kalian semua segera bersiap"

"Yes sir!"

Mereka langsung bergerak ke safe house menyiapkan barang-barang mereka untuk bergerak darisini.

Jad sendiri, ia menatap kearah kastil kerajaan dengan tatapan tajam ketika menyadari untuk sekilas sebuah lirikan maut yang diarahkan ke mereka.

'Oh, jadi begitu ya'

Pikir Jad ketika menyadari tatapan itu datang dari seorang wanita dengan rambut putih panjang mengenakan zirah besi khas kesatria kerajaan.

'Dari laporan soal insiden di Kerajaan Rosella, aku berani bertaruh mereka akan mengecap kami sebagai musuh'

****************

Di lain tempat, Pangkalan Delta. 3 Maret 2023.

Letnan Jenderal Norman, ia saat ini melihat ke laporan yang telah masuk ke ruangan kerjanya dimana laporan itu mengenai bagaimana respon Pendataan korban jiwa yang menuntut jawaban atas meninggalnya enam marinir yang bertugas tanpa sepengetahuan publik dimana dan kenapa.

'Absennya dua kapal induk dari tempat ini sedikit menyulitkan posisi kami'

Ia kemudian mengalihkan pandangan ke dokumen lain yang berisikan proses pembentukan markas terdepan dari Pangkalan Delta.

'Masih berjalan dengan baik'

Laporan berikutnya datang dari tim investigasi mengenai tahanan yang mereka tangkap dari kejadian itu.

'Mereka masih keras kepala ya?'

Tim yang bertanggung jawab atas para tahanan yang menginterogasi mereka tampak kesulitan mendapatkan jawaban dari mereka, subjek Tiara juga masih dalam proses penahanan dimana mereka harus menggunakan suntikan pembuat tidur yang memiliki campuran beberapa bahan kimia yang umum untuk para pecandu narkoba agar dia tidak membuat kegaduhan yang berujung mereka harus membunuh Tiara disini.

Letnan Jenderal kemudian berjalan keluar dari ruangan kantornya menuju ke area dimana Riria dan Suzu berada.

Keduanya masih tampak tak sabar untuk pulang ke rumah mereka, ia sangat tahu perasaan mereka, namun mempertimbangkan masalah yang justru akan muncul jika mereka gegabah dalam mengambil keputusan, ia tak bisa meresikokan apa yang mereka ketahui akan membuat dunia jatuh dalam kepanikan karena hal ini

Connected World Where stories live. Discover now