New World Order

107 16 1
                                    

("sudah terlalu lama kita di bawah kaki mereka")

("Sudah terlalu lama mereka membuat kita merasa di injak-injak di mata dunia")

("Mereka membuatkan kita senjata dan seragam hanya karena mereka simpatik dengan kita, namun tidak hari ini")

("Hari ini, kita akan tunjukkan pada mereka")

("Kita akan menunjukkan pada mereka apa sesungguhnya Naga Tertidur itu")

Di langit selat Taiwan, angkasa di penuhi oleh beragam benda besi yang terbang dengan kecepatan tinggi, benda-benda tersebut dengan cepat menghantam beragam infrastruktur di kota hingga kepanikan secara masif pun tak terelakkan lagi.

Di angkasa perairan Okinawa hal serupa pun terjadi, namun serangan itu tak semasif yang di alami pulau yang sangat berdekatan dengan daratan China itu.

Beragam ledakan yang dibawa oleh pesawat-pesawat tempur itu sukses membuat angkatan bersenjata kewalahan dalam mengatasi dan bereaksi akan serangan dadakan itu.

Ledakan yang menghantam fasilitas SAM Site, Radar Station, dan beragam hal lainnya mulai menelan satu kota dalam hitungan menit kabut asap kebakaran menyelimuti kota.

Di Okinawa, Jonathan Crish tampak berlari kembali ke markas dimana ia melihat situasi yang tengah terjadi dimana beberapa saat lalu, ledakan dari rudal berhasil menelan satu markas dalam api kebakaran setelah gudang amunisi dan stasiun komunikasi.

"Grr.... Apa yang terjadi"

Ucapnya ketika di markas ia masih melihat api dan bekas ledakan tadi terlihat masih nyata di matanya.

"Kopral! Kita di serang! Segera melapor ke stasiun mu!"

Teriak salah satu marinir yang tampak sangat sibuk berusaha memadamkan api bersama dengan marinir yang lain.

Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju gudang persenjataan dimana beragam marinir tampak berhamburan keluar dengan perlengkapan siap tempur terpasang di diri mereka

Di dalam gudang persenjataan yang tak terkena serangan itu, tampak suasana riuh mengisi gudang ini dimana perwira yang bertanggung jawab atas tempat ini terlihat sangat kewalahan dengan banyaknya persenjataan yang harus mereka berempat serahkan ke marinir yang tak ada habisnya berdatangan ke pos mereka.

"Kopral Jonathan? Pak, anda di haruskan untuk segera menuju stasiun tempur, unit QRF 4-1 adalah unit anda"

Ucap salah satu Sersan yang tampak tak peduli lagi soal kehormatan dan formalitas. (QRF: Quick Reaction Force)

"Baik pak"

Jonathan yang wajahnya tertutupi abu bekas ledakan, seakan tak memperdulikan lagi mengenai hal itu, ia dengan cepat menggunakan kevlar dan memperbaiki segala perlengkapan yang akan ia bawa dalam situasi ini.

(Emergency Breaking News!)

Satu ruangan langsung tertuju ke televisi yang menayangkan siaran darurat dari Pentagon.

("Tuan-tuan, hari ini, kita seperti yang kalian saksikan sendiri. Delegasi perdamaian kita gagal mencapai kesepakatan yang sudah di ajukan")

Di layar televisi itu, pria yang berbicara adalah komandan tertinggi sekaligus presiden untuk Amerika Serikat yang tengah berbicara dengan ekspresi serius di wajahnya.

("Hari ini, kita mengerti satu hal tentang mereka yang berusaha menggoyahkan perdamaian yang tengah kita pertahankan")

Siaran tiba-tiba terputus sesaat setelah getaran kembali terasa di ruangan, tak lama ledakan lain terdengar membuat seisi ruangan jatuh dalam kebingungan.

Connected World Where stories live. Discover now