LOVEBIRD 10: Abang Hakim

836 145 22
                                    


> > > L A N J U T < < <

.

.

.

Selamat pagi, para penumpang penerbangan OL60 dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia. Di sini pramugara Anda, Brian Olsen, berbicara. Dalam beberapa menit lagi pesawat ini akan mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Kami meminta agar semua penumpang menegakkan kembali bagian punggung kursi Anda dan pastikan bahwa sabuk pengaman anda telah terpasang dengan baik dan kencang. Terima kasih."

Suara pemberitahuan berbahasa Inggris itu menggema di dalam sebuah pesawat yang telah melakukan penerbangan selama kurang lebih 11 jam dari Swiss menuju Malaysia. Aldebaran dan Andin menjadi salah dua di antara ratusan penumpang lainnya.

Andin baru saja terbangun dari tidur pulasnya akibat rasa lelah yang mendera. Sebab kemarin malam ia tidak bisa tidur dengan baik dan tenang. Meski Aldebaran terus mencoba menenangkannya, wanita itu masih saja terus mencemaskan keadaan sang papa. Sepanjang malam keduanya hanya saling berpelukan di atas tempat dengan sesekali tertidur, namun sebentar-sebentar terbangun.

Aldebaran mengeratkan genggaman tangannya pada tangan sang istri dengan saling menatap saat pesawat tersebut dirasa mulai menukik, pertanda akan segera mendarat. Keduanya memang memutuskan untuk mampir ke negara tetangga tersebut demi bisa mengetahui secara langsung kondisi Ferdinand, sebelum mereka benar-benar pulang ke Jakarta.

"Selamat datang di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat ini di Kuala Lumpur menunjukkan pukul 08.34 waktu setempat dengan kondisi suhu 25 derajat selsius... Atas nama seluruh kru maskapai dalam penerbangan ini, saya ucapkan banyak terima kasih telah terbang bersama kami sebagai maskapai pilihan Anda. Sehat selalu dan sampai jumpa."

Sejoli itu pun berjalan menuju pintu keluar pesawat begitu aba-aba dari salah seorang awak pesawat disampaikan melalui alarm pemberitahuan. Begitu sampai di pintu kedatangan internasional, keduanya telah ditunggu oleh dua orang pria dengan seragam berbeda. Rupanya salah satunya adalah anak buah Ferdinand, sedangkan satunya lagi adalah supir pribadi Ferdinand. Sebab semalam Andin dan Aldebaran memang sudah menghubungi sang papa bahwa mereka akan langsung menjenguk ke rumah sakit Kuala Lumpur.

"Selamat datang Cik Aldebaran dan Bu Andin..." Sambut salah satu dari mereka dengan logat Melayu yang kental. Aldebaran dan Andin membalasnya dengan tersenyum simpul.

"Apa kabar Pak Cik, Ahmad?" Tanya Aldebaran. Sebelumnya ia memang telah mengenal baik pria yang merupakan ajudan mertuanya itu saat orang tersebut selalu menemani perjalanan bisnis Ferdinand di Jakarta.

"Alhamdulillah, baik, Cik. Macam mane sama you berdua?"

"Alhamdulillah, kami juga sehat, Pak Cik." Balas Aldebaran dengan tangan yang merangkul pundak sang istri.

"Pak Cik Ahmad, bagaimana keadaan papa sekarang?" Timpal Andin dengan pertanyaan yang sejak tadi berputar di benaknya.

"Keadaan Tuan Ferdinand semakin baik, Bu. But nampaknye ada masalah yang agak serius dengan penyakit yang dia alami." Jawab Pak Ahmad dengan sedikit ragu.

"Maksud Pak Cik apa?"

"Mungkin doktor saje yang akan menerangkannya pada kalian berdua nanti." Jawab Pak Ahmad membuat raut kegelisahan kembali muncul pada wajah Andin. Namun Aldebaran yang melihatnya langsung mencoba menenangkannya dengan mengusap lembut bahu sang istri.

"Not to worry, Baby. Kita akan segera melihat papa." Kata Aldebaran, tersenyum hingga mengundang senyuman yang sama pada Andin seraya mengangguk.

"Pak Cik, tolong awak bawa beg pakaian mereka berdua." Perintah Ahmad kepada pria berumur di sebelahnya yang merupakan seorang supir pribadi.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now