LOVEBIRD 31: Kepercayaan

768 141 28
                                    

Andin menarik tali horden jendela kaca di samping tempat tidur membuat dua lelaki dari dua generasi berbeda yang masih terlelap di atas kasur empuk itu menjadi terusik. Andin yang masih mengenakan kimono handuknya itu nampak berkacak pinggang dengan tertawa kecil memperhatikan gelagat kedua lelakinya.

"Emmhh.." Aldebaran perlahan membuka matanya sambil menggeliatkan kedua tangannya.

"Pagi." Sapa Aldebaran dengan tersenyum manis begitu mendapati Andin yang menjadi orang pertama yang ia lihat di pagi hari. Andin membalas senyuman itu tak kalah manis sembari berjalan ke tempat tidur tersebut.

"Selamat pagi, sayang-sayangnya mama." Tutur Andin saat duduk di tepian kasur itu dan memberikan ciumannya pada bayi mungil yang tak terusik sama sekali dari tidurnya.

"Persis kayak kamu kalau lagi tidur begini." Komentar Andin sambil melirik sang suami yang nampak terkekeh kecil.

"How was your sleep?" Setelah menciumi putranya yang tak kunjung terbangun, Andin memperbaiki posisi duduknya.

"Pelukan kamu sepanjang malam membuat perasaan saya tenang." Jawab Aldebaran membuat Andin sedikit tersipu.

"Syukurlah kalau perasaan kamu sudah jadi lebih baik. Sekarang, saatnya mandi, sayang." Ucap Andin dengan wajah yang berjarak cukup dekat dengan Aldebaran sambil mengusap lembut rahang pria itu yang sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus.

Aldebaran menangkap pergerakan tangan wanita itu sambil memberikan tatapan tajam pada wanita di hadapannya. Ia kecup telapak tangan Andin dengan mesra.

"Yang dikasih morning kiss cuma El doang? Papanya nggak dapet?" Sindir Aldebaran.

"Mau juga?" Tanya Andin. Keduanya saling menatap dengan tatapan penuh arti. Andin mendekatkan wajahnya pada Aldebaran yang tersenyum simpul menanti apa yang akan istrinya lakukan. Andin mengulum senyumannya saat melihat setiap inchi wajah pria itu. Dengan terkekeh usil, ia mencolek hidung mancung Aldebaran.

"Mandi dulu." Sambung Andin dan beranjak dari duduknya. Aldebaran hanya bisa tersenyum memaklumi keusilan istrinya itu padanya.

"Aku mau nyiapin sarapan kita dulu, ya." Timpal Andin sambil melangkah pergi. Aldebaran masih menatap wanitanya dengan tatapannya yang teduh dan penuh cinta.

"Jangan kelamaan bengongnya, sayang. Jam 9 kamu ada meeting, kan?" Seru Andin yang kembali muncul di balik pintu kamar tersebut.

"Iya." Jawab Aldebaran, singkat. Pintu itu pun kembali ditutup oleh Andin. Aldebaran tertawa kecil dan merebahkan kembali tubuhnya di sisi sang buah hati yang tampak sedikit menggeliat.

"Mama kamu nggak sadar kalau dia selalu bisa menyihir papa dengan kecantikannya itu, Nak." Tutur Aldebaran sembari mengusap pelan pipi kemerahan putranya.

"Good morning, my superboy." Ucapnya sambil mencium wajah Elzio.

Hari boleh berganti. Dinginnya malam kemarin mungkin telah berlalu dengan hadirnya pagi yang hangat. Namun kenyataan pahit tentang keluarganya di masa lalu tidak akan bisa ia ingkari. Baginya, yang paling menyakitkan dari semua itu selain kehilangan kedua orang tua kandungnya adalah keterlibatan orang yang selama ini menjadi figur papa dalam hidupnya.

Kesalahan Damar di masa lalu mungkin masih bisa Aldebaran terima. Pun dengan rasa kecewanya terhadap sang papa karena sudah merahasiakan cerita itu belasan tahun, mungkin kelak akan bisa terobati. Tetapi, bagaimana dengan rantai dendam yang sudah terajut kuat itu? Kehadiran bayi mungil di depan matanya itu membuat Aldebaran terus memikirkan hal tersebut.

"Papa akan memutuskan rantai dendam itu, Nak. Papa tidak akan membiarkan mereka mengusik hidup kamu nantinya. Papa janji, sekalipun nyawa papa yang jadi taruhannya." Titah Aldebaran menatap putranya penuh tekad.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now