LOVEBIRD 27: Agen Rahasia

676 136 14
                                    

"Morning, my boy!" Sapa Aldebaran pada putranya yang tengah ada di dalam stroller saat ia baru bergabung di meja makan. Penampilannya nampak jauh lebih segar dengan pakaian santai rumahan. Setelah menciumi Elzio yang terlelap nyaman, ia beralih mencium puncak kepala sang istri yang sedang menata piringnya.

"Pagi, Ma, Pa." Sapanya untuk kedua orang tuanya yang juga telah ada di sana.

"Pagi, Al." Balas Damar setelah menyeruput sedikit air putih.

"Pagi, Al." Balas Rossa juga.

"Mau sarapan apa, Mas?" Tanya Andin sambil mengambil sehelai roti untuk dirinya.

"Nasi goreng?"

"Boleh. Tapi dikit saja." Jawab Aldebaran dengan tersenyum simpul. Andin pun mengambilkan apa yang diinginkan oleh Aldebaran. Ia nampak telaten melayani sang suami meskipun di dalam hatinya masih dipenuhi oleh tanda tanya atas chat yang beberapa saat lalu baru ia lihat di handphone suaminya.

"Roy sama Aurora mana? Belum bangun?" Tanya Aldebaran saat melihat dua kursi milik Roy dan Aurora masih kosong.

"Belum kayaknya. Semalam mereka pulang hampir jam 2 pagi gara-gara nonton konser." Jawab sang mama.

"Konser apa, Ma? Tumben banget si Roy."

"Iya. Itu loh konser penyanyi cowok... aduh, mama lupa namanya."

"Tulus, Ma." Sahut Andin.

"Nah, bener, Tulus."

"Ohh." Respon Aldebaran sambil menyuap sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Aurora yang mau, jadi suka nggak suka Roy terpaksa nurutin, daripada diambekin katanya." Rossa terkekeh pelan.

"Sudah benar itu. Sebagai laki-laki kita harus lebih sering mengalah untuk perempuan. Karena kalau perempuan sudah ngambek, aduh, semua urusan bakal ribet." Sahut Damar membuat Rossa mencolek lengan suaminya. Aldebaran tertawa kecil sembari melirik pada wanitanya. Akan tetapi rupanya tatapannya tak berbalas.

Sambil menyuap roti selainya sedikit demi sedikit, tatapan mata wanita itu nampak kosong seolah ada hal lain yang tengah ia pikirkan. Aldebaran tidak tahu apa, tetapi kelihatannya serius sekali. Sebagai orang yang paling mengerti bagaimana istrinya, Aldebaran tentu paham sekali bahwa wanita itu pasti sedang memikirkan sesuatu.

"Perusahaan kamu apa kabar, Al?" Tanya Damar setelahnya.

"Baik, Pa. Meskipun tidak memantau secara langsung, aku harus tetap tahu perkembangannya."

"Bagus. Lalu, apa sudah ketemu CEO yang cocok untuk menggantikan posisi kamu di sana?"

"Beberapa kandidat sudah ada, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar, tapi mungkin perlu beberapa kali rapat lagi dengan tim. Aku harus memastikan dengan sangat matang soal ini, Pa, karena ini menyangkut masa depan perusahaan yang sudah aku rintis sejak awal." Jawab Aldebaran membuat Damar mengangguk mengerti. Aldebaran melirik sekilas pada sang istri yang tampak mengajak bicara sang buah hati yang mulai terusik di dalam stroller tersebut.

"Kenapa tidak Tommy saja? Bukannya dia orang yang paling kamu percaya?" Usul sang papa.

"Untuk saat ini, Tommy masih menjadi pemimpin sementara di sana. Tapi untuk ke depannya nanti, aku akan sangat memerlukan Tommy dalam segala pekerjaanku, Pa. Menjadi pemimpin di perusahaan sebesar ARTMedia Grup tanpa asisten pribadi itu sangat melelahkan." Keluh aldebaran membuat Damar tertawa kecil.

"Kenapa tidak mencoba mencari aspri baru saja, Al?" Tanya Rossa ikut menimbrung dalam pembicaraan itu.

"Mencari asisten pribadi yang benar-benar bisa dipercaya itu sulit sekali, Ma. Mungkin Tommy adalah satu dari sekian ribu tangan kanan terpercaya yang ada di dunia ini."

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now