LOVEBIRD 15: Tahu Sumedang

1.2K 168 35
                                    

Di dalam sebuah aula gedung yang berukuran sangat luas yang mampu menampung ratusan hingga ribuan orang itu kini terlihat banyak kesibukan di dalamnya. Puluhan kru dari tim dekorasi masih nampak memasang-masang berbagai dekorasi yang dirasa masih kurang. Puluhan orang lainnya sibuk menata meja hingga kursi untuk para tamu undangan. Di antara semua kesibukan itu, terlihat Andin salah satunya. Demi kesempurnaan acara adik iparnya, ia turut membantu dalam mengkoordinir dekorasi gedung itu sesuai keinginan kedua calon mempelai.

Tepat di hari itu adalah dua hari menjelang hari bahagia Roy dan Aurora. Sebagian dekorasi gedung sudah tertata dengan indah, namun sebagian lainnya masih terlihat belum sempurna. Sebagai seorang aktor sekaligus publik figur, tentu akan ada ratusan undangan yang akan berhadir di acara sakral Roy, mulai dari sesama aktor, kenalan-kenalan musisinya, bahkan mungkin sejumlah para pejabat. Belum lagi dengan undangan dari papa mertuanya yang memang memiliki relasi bisnis yang luas. Ditambah dengan undangan dari pihak Aurora.

Andin rasa itu akan menjadi pesta resepsi yang sangat meriah nantinya. Ah, membayangkannya saja sudah membuat Andin merasa pusing dan kewalahan. Sangat berbeda dengan penikahannya dan Aldebaran yang dulu hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat dan mengusung konsep yang agak privat. Kali ini demi hari bahagia sang ipar dan demi sebuah pengalaman yang tak terlupakan, Andin akan melakukan yang terbaik yang ia bisa.

"Ndin, nih minum dulu." Seseorang menepuk bahunya dan menyodorkan sebotol air mineral di tengah kerepotannya memantau beberapa crew yang sedang menata ulang beberapa dekorasi.

"Thanks, Ren." Jawab Andin, tersenyum.

Iren menarik dua buah kursi kosong untuknya dan satu lagi untuk Andin. Mendapati perhatian rekan kerjanya itu, Andin tersenyum simpul. Ia pun segera duduk pada kursi yang baru saja ditarik oleh Iren lalu meneguk sedikit air mineral tersebut.

"Nggak usah terlalu tegang. Semuanya pasti aman, kok." Ujar Iren yang mengerti akan kekhawatiran Andin.

"Iya nih, gue masih agak gugup. Mungkin karena ini pengalaman pertama gue kali ya ngurusin interior merangkap dekorasi wedding begini."

"Iya, pasti sih itu. Tapi lo juga harus tetap jaga kesehatan lo, jangan capek-capek. Lo sehat sekarang bukan hanya buat diri lo, tapi juga buat si kecil." Nasihat Iren sambil mengusap perut wanita itu sekilas.

"Iya, gue tahu. Gue merasa semenjak hamil malah kayak semakin fit gitu loh. Capek sih kadang, tapi capek-capek senang gitu, ngerti kan lo?"

"Iya sih, bisa kelihatan." Sahut Iren, terkekeh.

"Mbak Iren, semua atribut adat buat mempelai wanitanya dikirim hari ini, kan? Siapa yang handel ya?" Seorang perempuan tiba-tiba menghampiri mereka di tengah perbincangan keduanya.

"Iya, hari ini dianter sama Yogie. Mungkin agak sorean dia on the way dari Bandung." Ujar Iren, menanggapi.

"Tapi kata Mas Ivan tadi, Yogie mulai hari ini sampai besok ditugaskan untuk acara resepsi di Sumedang. Memangnya keburu dia nganter semuanya ke Jakarta dulu?"

"Loh, masa sih? Yogie nggak bilang apa-apa ke gue. Bener-bener anak itu." Sungut Iren mendadak kesal, lalu mengeluarkan handphone-nya.

"Lalu bagaimana, mbak?"

"Biar gue coba hubungi Yogie dulu. Lo fokus yang lain dulu deh."

"Baik, mbak. Permisi."

Andin yang tak begitu mengerti permasalahan dalam tim mereka, mencoba untuk tidak mengusik Iren dulu. Ia membiarkan Iren sibuk dengan handphone-nya untuk meneyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam persiapan pernikahan yang tingga menghitung hari itu.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now