LOVEBIRD 20: Orang yang Sama

1K 177 24
                                    

Di lapangan golf yang mulai kian terasa terik itu, lima orang pria tampak sudah bersiap dengan segala peralatan golf mereka untuk bertanding perorangan. Sementara itu, para wanitanya nampak melihat dari bawah pohon yang rindang yang sengaja dihamparkan sebuah karpet sebagai alas duduk mereka.

"Karena secara keseluruhan lubangnya hanya ada sembilan, maka kita jadikan dua ronde, bagaimana?" Usul Damar pada yang lain.

"Aduh, nggak bisa satu ronde saja, Om?" Tanya Baskara yang sejak awal kelihatan paling pesimis di antara yang lain.

"Cemen lu! Masa belum tanding saja sudah mau nyerah duluan." Ejek Roy.

"Mana ada gue nyerah." Protes Baskara, tak terima.

"Yaudah, kalau begitu tunjukkin dong rasa optimis lu. Mau diajakin sepuluh ronde pun kalau lu optimis, bakal gampang dilewatin." Roy berpetuah. Baskara mendengus dengan berat.

"Yaudah deh, Om. Dua ronde saja ya tapi, jangan lebih." Baskara menyengir membuat Damar tertawa.

"Iya, dua ronde cukup. Yang lain bagaimana?"

"Sepakat, Dam." Ujar Lukman yang merupakan ayah dari Aurora.

"Dengan senang hati, Pa." Sahut Aldebaran, tersenyum simpul.

"Gaya lo, Al. Kayak berasa bakal menang aja." Kini giliran Aldebaran yang mendapat ejekan dari Roy.

"Tadi bukannya lo sendiri yang bilang kalau kita harus optimis?" Balas Aldebaran.

"Iya, gimana sih Bang Roy? Nggak konsisten banget jadi orang." Baskara balas mengejek Roy. Hal itu membuat Roy akhirnya berdecak kesal.

"Iya, iya, maap." Cetusnya, kalah.

"Sudah, sudah. Mau kita mulai apa tidak?" Damar melerai perdebatan ketiga pemuda itu.

"Iya dong, Pa."

"Yaudah, nggak usah pada berdebat."

Di saat para pria sedang sibuk bertanding, para wanitanya yang sedang menikmati semilir-semilir angin di bawah pohon seraya menikmati berbagai buah dan cemilan terlihat begitu asik berbincang. Mereka hanya sesekali memperhatikan aktivitas para lelaki itu yang agak berjarak dari mereka.

"Masih sering mual, sayang?" Tanya Susan pada putrinya yang sedang menikmati buah apel yang dikupas oleh Aurora.

"Sudah berkurang sih, Ma. Tapi kadang-kadang masih sesekali."

"Tapi rutin check-up, kan?"

"Iya, Ma. Biasanya Mas Al selalu ingetin. Malah kadang bisa lebih dari sekali ke dokter karena Mas Al parnoan. Aku sakit dikit, pasti langsung diajakin ke dokter." Ujar Andin dengan terkekeh. Hal itu turut membuat yang lain tertawa.

"Kamu sabar saja ya sama Al yang kadang overprotektif. Dia itu cuek, tapi sekalinya sama orang yang dicintainya dia akan melimpahkan seluruh perhatiannya pada orang itu, kayak kamu sekarang." Ujar Rossa.

"Iya, Ma. Aku malah senang kok dengan semua perhatian yang Mas Al kasih ke aku selama ini. Meskipun kadang-kadang bisa bikin kesal juga, hehe."

"Makanyaa."

"Terus, jenis kelamin baby kalian sudah bisa dideteksi belum?" Aurora bertanya.

"Dokter bilang sih sudah bisa melalui tes darah. Tapi gue sama Mas Al mau lihat nanti saja pas sudah usia empat bulan, langsung melalui usg." Jawab Andin.

"Ih, jadi penasaran deh. Pas awal-awal tahu nanti, pasti gemes banget deh. Nanti pas cek usg, gue boleh ikut nggak?" Celetuk Aurora membuat Andin terkekeh.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now