🦅 ZAYYAN - BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

3K 188 21
                                    

SIAP BACA PART 37?

SEBELUM BACA TEKAN BINTANG DULU.

SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU 💙

SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU 💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

37. Sebuah surat terakhir

Menjelang siang, Gara Varel dan Chika sedang makan di kantin rumah sakit. Mereka berempat tengah berbincang soal kejadian di lorong lantai dua, pembicaraan Vanila dan Joddy membuat jadi perhatian mereka sampai makanan somay dan batagor pun tak mereka sentuh karena kebanyakan gibah.

"Sumpah ya, gue kesel banget sama Joddy. gak percaya aja gituh, selama ini gue kira dia tuh orang baik-baik ternyata eh ternyata ada musuh di balik selimut! Ih! Ngeri banget sumpah!" Chika bergidig ngeri. 

"Gue setuju banget, gue juga ngira nya Joddy tuh anak baik-baik." Gara menimpali ucapan Chika.  "Apalagi kan bentar lagi ada perlombaan bola voli di Jakarta, gue takut kasus Zayyan mempengaruhi nanti." Sambungnya sembari menopang dagunya sorot matanya nampak bingung.

"Tapi Zayyan udah kebukti nggak bersalah kok!" Chika menggeser ponselnya ke arah Gara. "Nih, lihat! Ada Vidio percakapan mereka juga di ruang musik. Gue nggak habis pikir Joddy melakukan hal keji kek gitu. Dia di butakan cinta si Sadewa sampe mau aja gitu di jadiin badut, greget sumpah pengen nampol Joddy sama Sadewa!" 

"Sadewa beruntung karena masalah dia terkubur. Cuman Joddy yang jadi sasaran empuk warga net sekolah kita sampe sekolah lain pun sampe." Komentar Varel, "Yang mereka berdua lakukan emang salah besar, terutama Joddy sahabat Chika dan Vanila yang berkhianat demi di akui. Jujur gue agak miris saja." Ucapan santai yang di berikan Varel cukup membuat kedua nya mengakui. Apa yang akan terjadi nasib Joddy atau nasib Sadewa kedepannya. Dan itu semua hanya tuhan yang tahu.

"Jadi sekarang kita harus ngapain sekarang? Biarin Sadewa bebas berkeliaran begitu saja gitu?" Kesabaran Gara setipis tisu. "Gue nggak mau ya, si brengsek itu masih di sekolah kita bikin onar aja tahu nggak, iya sih muka culun pake kacamata tapi kelakuan bego banget kek babi!" 

Chika dengan senang hati menoyor dahi Gara. "Wisss… tenang dulu lah! Kendalikan emosi lo! Gue aja yang cewek biasa aja." 

"Ya nggak bisa, kita tuh harus balas mereka berdua bagaimanapun caranya gue nggak mau tahu dan nggak peduli resiko nya!" Sewot Gara. 

"Berisik anjir gue mau makan!" Tegur Varel tajam bikin Chika dan Gara mengoceh menciut nyali nya. 

"Sayang marah sama aku?" Chika melengkung bibir nya kebawah. 

Varel menghela napas, ia menoleh memasang ekspresi senyum terpaksa. 

"Enggak sayang, gue nggak marah." 

Wajah Chika merenggut kesal. "Bohong!" 

"Nah loh! Nah loh! Gelut dong!" Kompor Gara kesenangan. 

•••

Hari Sabtu biasanya memang terbilang cukup santai di sekolah. Tak seberat hari-hari sebelumnya. Gibran memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Usai mengantar Chessie pulang dulu karena sakit asma jadinya terpaksa di bawa pulang lagi di jam istirahat pertama dari pada ada kejadian apa-apa mending pulang saja. 

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANWhere stories live. Discover now