🦅 ZAYYAN - BAGIAN DUA PULUH LIMA

4.3K 228 2
                                    

SUDAH SIAP BACA PART 25?

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN DAN MEDIA SOSIAL KALIAN YA.

SELAMAT MEMBACA SAYANG SAYANGKU 💚

25. Masa lalu itu teringat kembali

Sesampainya di rumah sakit Cakrawala. Butuh sepuluh menit untuk bisa sampai kesini. Bau obat yang menyengat sepanjang mereka berlari di lobi, langkah kaki cowok tersebut berhenti tepat berada di depan nurse station. Ekspresi wajah Zayyan nampak panik, sesekali ia menghela napas sejenak akibat berlarian buru-buru tadi. 

"Sus, pa-pasien yang bernama Varel dimana ruangan nya ya? Dia baru saja di bawa kerumah sakit ini." Ujar Zayyan dengan napas yang naik turun. Vanila mendekat, menggenggam erat tangan Zayyan supaya bisa tenang.

"Oh, ada di kamar kelas 3-B, kak. Tapi untuk saat ini anda belum bisa masuk kedalam karena dokter Arya sedang melakukan visit." Kata Suster berkerudung hijau dengan seragam biru yang melekat pada tubuhnya.

"Apa bisa saya…" Belum selesai bicara sampai selesai suster Marina memotong ucapannya. 

"Tidak bisa, Pak, bapak silahkan tunggu di ruang tunggu." 

Zayyan hanya bisa tersenyum tipis. "Baik, sus, makasih ya." 

"Sama-sama, pak, sepuluh menit lagi dokter Arya bakalan selesai." 

"Baik, dok, terimakasih." Usai itu Zayyan dan Vanila memilih duduk di kursi besi panjang. Pandangan Zayyan menatap lantai dengan pikiran kosong. ia gagal, gagal melindungi sahabatnya. 

Berkali-kali ia terus menyalahkan dirinya, ia merasa tidak becus menjadi seorang ketua Vangars. Vanila mengusap punggungnya lembut, ia tak tega melihat kekasihnya terpuruk.

Punggung lebar itu bergetar, ia juga bisa mendengar sesenggukan dari cowok disampingnya. 

"Zayyan, Lo jangan nyalahin diri Lo sendiri. Ini semua udah takdir tuhan," ujar Vanila berusaha menenangkan Zayyan. Zayyan selalu tak menunjukan sisi lemahnya dan kali ini, Vanila bisa melihat betapa hancurnya cowok itu.

"Kenapa harus sahabat gue? Kenapa gue aja yang ketabrak, kenap–" 

Vanila menangkup wajah Zayyan. Pandangan mereka bertemu.

"Jangan salahkan diri Lo, Zayyan. Ini bukan salah Lo, ini semua udah takdir tuhan. anggap saja ini ujian Varel dari tuhan, dan beruntunglah Varel masih baik-baik saja." 

"Tetap saja gue khawatir sama dia." 

"Percaya sama gue, semua bakal baik-baik saja." Zayyan mendekapkan tubuh Vanila erat, ia berharap pelukan tersebut tidak akan pernah lepas darinya.

•••

"Chika, udah dong nangisnya Lo udah habis batagor tiga piring itu nggak cukup kah? Bisa tekor duit gue kalo gini caranya." Ucap Gara memperingati Chika menyudahi makannya. Kebiasaan pacar sahabatnya ini memang gila dengan makanan, apapun itu, yang di cari makanan sebagai pemenang. 

"Gu-gue masih belum tenang, Gar!" Isaknya. "Gue nggak mau Varel ninggalin gue, ya tuhan kenapa hari ini begini banget!" 

Gara mendesah berat, lagi-lagi Chika menangis kali ini bikin ia malu setengah mati. Chika menangis kencang sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak orang. Astaga, mereka pasti mengira Chika nangis gara-garanya. 

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANOnde histórias criam vida. Descubra agora