🦅 ZAYYAN - BAGIAN DUA PULUH DELAPAN

3.4K 223 10
                                    

SIAP BACA PART 28? PENCET TOMBOL BINTANG DULU DONG BIAR MANTEP! ><

SIAP BACA PART 28? PENCET TOMBOL BINTANG DULU DONG BIAR MANTEP! ><

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


28. Menghibur sang kekasih

Sejak kejadian itu. Vanila sering mengabaikan pesan chat Whatsapp ataupun telpon dari Zayyan. Ia masih marah soal cowok tersebut membentaknya didepan banyak orang. Bukan itu saja, Zayyan berkata kasar seolah ia adalah cewek cengeng. 

Di sekolahpun, Vanila lebih memilih menjauh dari Zayyan selama seminggu sampai Zayyan agak terkejut melihat sikap perubahan Vanila kepadanya. Berkat Cilla, ia bisa membalas dendam kepada cowok itu, lihat aja nanti siapa yang bakal ngerengek. 

Tiba saat lonceng berbunyi nyaring bertanda semua siswa-siswi SMA Garuda di perbolehkan untuk pulang kerumah mereka masing-masing. Namun, Vanila memilih untuk tidak pulang karena ada tugas matematika, kepala Vanila mumet, soal-soal yang di berikan sangat sulit. 

Biasanya, Zayyan sering membantu memecahkan soal-soal matematika rumit ini. Sesaat, menghela napas sejenak, merenggangkan kedua tangannya hingga ada bunyi kretek. Berkali-kali ia cobain memecahkan soal nomor pertama, hasilnya mustahil, jawaban ia dapat tidak bisa terpecahkan.

"Aduh… kenapa nggak ada jawabannya sih?" Vanila bergumam pelan seraya sebelah tangannya menggaruk tekuknya tidak gatal. 

"Apa perlu gue minta bantuan Zayyan?" Pikirnya. 

"Minta bantuan aja kali ya?" Pandangan mata Vanila beralih pada benda pipih di sebelah buku tugasnya di meja. 

Tak lama, Vanila refleks menggeleng kepala berusaha menepis berfikir meminta bantuan cowok itu. Vanila masih marah, ya marah banget. Mana tiap ketemu, Zayyan sama sekali seperti tidak peduli. 

"Ngapain juga gue yang duluan telpon? Gue kan, cewek, masa gue duluan yang telpon dia!"

"Dasar cowok nggak tahu diri! Huh! Dasar Zayyanbabi gue masih marah ya sama Lo! Nggak peka emang!" 

"Kesel banget gue! Udah bikin kesel gara-gara Zayyan eh… sekarang malah nambah satu nyelesain tugas nggak kelar-kelar! Tuhan ampunilah saya ini yang banyak dosa!" Vanila misuh-misuh sendiri dan tanpa ia sadari Zayyan sudah muncul di belakangnya. 

"Ekhem!" 

Sontak, Jantung Vanila berdebar kencang. Ia tahu siapa suara tersebut. Astaga, baru nyesal sekarang kenapa ia bertindak berbicara bodoh, harusnya ia lihat situasi dahulu baru bisa lupain kekesalannya.

"Marah-marah terus, nanti cepat tua." Kata Zayyan sembari menyandarkan punggungnya pada rak buku. Cowok itu menyeret kursi kemudian duduk bersebelahan di samping Vanila.

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANWhere stories live. Discover now