satu

142 9 0
                                    

Gemiricik air hujan terdengar senantiasa mengiringi kelamnya malam kota Jakarta. Tak peduli pada cacian makhluk-makhluk di bawah sana yang terus merutuk, terpaksa harus menghentikan aktivitasnya karna intensitas hujan yang sangat mengganggu. Semua orang juga pasti seperti itu apalagi jika pekerjaannya berada di outdoor. Menyebalkan.

Seperti gadis bersurai sebahu saat ini yang sedang misuh-misuh karna pekerjaannya kini terpaksa harus di hentikan karna derasnya hujan dan durasinya yang tak ada kata jeda. Langit sepertinya enggan untuk memghentikan kegiatanya menabur tetesan air di setiap sudut kota Jakarta. Well, meskipun tidak sepenuhnya marah karna setidaknya dengan adanya hujan dia bisa mengistirahatkan tubuh dari serangan encok mendadak akibat terlalu banyak beraktivitas dari pagi sampai hampir tengah malam seperti ini, demi menuntaskan pekerjaan yang di lakoni. Mekskipun pada akhirnya tidak tuntas juga. Karna hujan tentunya.

Kini gadis itu sedang mengendarai mobil dengan kecepatan sedang untuk segera pulang. Keadaan mobil hening sampai pada menit berikutnya terdengar bunyi dari handphone milik gadis itu. Ada yang menelpon. Segera gadis itu menepikan mobilnya dan menswip panggilan tersebut.

"Anjani." terdengar suara menyapa dari balik benda gepeng itu. Ternyata Mama.

"Iya, Ma." Gadis yang di panggil Anjani itu menjawab.

"Kamu lagi dimana?"

"Di jalan mau pulang. Ini juga lagi nyetir. Kenapa, Ma?"

"Ah, berarti Mama ganggu, ya."

"Nggak kok, santai aja. Mama mau ngomong apa?"

"Nggak apa-apa. Mama cuma kangen aja sama anak Mama."

"Oh, Kirain ada apa. Tapi Mama kalo mau ngobrol sama aku nanti aja ya, kalau aku udah sampe apartment. Gak enak banget telponan di mobil mana di luar juga hujan." Anjani menjelaskan seraya melirik ke arah luar memperhatikan rintik-rintik air hujan yang kian menderas.

"Gausah di telpon lagi, gapapa. Kamu juga pasti capek habis kerja. nanti kalo udah ga sibuk aja telponan nya. Oh iya, jangan lupa makan dulu kalo berangkat kerja, pokoknya jangan skip sarapan apalagi kamu kerja non-stop dari pagi sampe malem." Mama menjawab, disini Anjani menghela nafas mendengar omelan Mama.

"Iya, Ma."

"Jangan iya-iya aja tapi ga di lakuin, Anjani."

"Iya, Mama. Ya Ampun bawel banget." Anjani menjawab dengan gemas.

"Oke, kalo gitu Mama tutup telponnya. Love you, Anjani anak Mama."

"Love you, Ma."

Tut

Telepon tersudahi begitu saja. Memang Mama nya ini punya hobi menelpon setiap hari dan pembahasan nya juga tidak ada yang aneh. Pertanyaan standar yang sering di ucapkan orang-orang pada orang tersayang seperti pertanyaan lagi dimana, sedang apa, makan belum. Yah, seperti itu. Sangat mainstream memang tapi entah kenapa meskipun begitu, pertanyaan seperti itu jika di lontarkan oleh Mama akan sangat berarti bagi Anjani karna itu tandanya ada yang perhatian padanya. Ya, Mamanya sendiri. Orang yang sangat Anjani sayangi. Jadi setiap ada panggilan telpon dari Mamanya Anjani selalu menjawab bahkan ketika dirinya ada di posisi sedang sibuk sekalipun. Tak terkecuali hari ini.

Lantas Anjani segera melajukan mobil nya kembali dengan kecepatan sedang. Home i'm coming.










🕚🕚🕚











Waktu menunjukan 23:40 ketika Anjani tiba di apartment nya. Seorang diri. Tidak ada yang menyambutnya sama sekali. Mungkin jika berada di rumah dia akan di sambut hangat oleh Mamanya. Dan lelahnya pasti tak akan seberat ini jika ada Mama. Tapi setelah kejadian itu membuatnya enggan menginjakkan kaki di rumah nya sendiri. Kejadian yang hampir membuatnya kehilangan semangat hidup, kejadian yang membuatnya hancur, kejadian yang membuat kekecewaan nya tumbuh pada sang Papa, dan Kejadian yang membuat Anjani kehilangan cintanya. Cinta yang tak akan pernah dia temukan kembali pada orang lain di luar sana. Karna cinta nya hanya satu untuk dia. Lelaki yang entah ada di mana keberadaan nya saat ini. Anjani tidak tau. Anjani marah tapi entah dia tujukan pada siapa amarahnya itu. Haha, miris banget hidup gue, Ya Tuhan. Anjani melirih dalam hati.

Meet AgainWhere stories live. Discover now