limabelas

21 4 0
                                    

Mobil Raka sampai tepat di depan Villa Indah. Jani belum turun, menyempatkan berucap terimakasih pada Raka karna sudah membantunya.

"Makasih, ya. Maaf banget ngerepotin," ucap Jani. Raka hanya mengangguk.

Jani merogoh kantung Hoodienya, mengambil minuman pemberian si Bapak tadi. Lalu memberikannya pada Raka.

"Sebagai ucapan terimakasih."

Raka sedikit terperangah. Raka mengambil itu namun belum mengucapkan apa-apa ketika Jani sudah lebih dulu turun dan meninggalkannya dengan keheningan. Raka masih memperhatikan punggung Jani ketika tiba-tiba saja perempuan itu berbalik.

"Hati-hati, ya."

Jani berkata sebelum benar-benar masuk ke dalam gerbang dan menutup nya. Meninggalkan Raka dengan segudang kata-kata yang tertinggal di tenggorokan.

"Lho, A? Kita udah sampe? Tapi kok ini kayak bukan rumah kita."

Cia berujar membuat Raka tersadar dari pikirannya lalu menoleh ke belakang melihat Cia yang ternyata sudah bangun dan mengucek mata nya.

"Udah bangun?" Tanya Raka bodoh. Udah tau bangun malah nanya.

"Belum, A. Cia masih ada di negeri kayangan lagi pacaran sama pangeran." Cia memutar bola mata. "Ya, udah lah, A. Kalo aku belum bangun siapa yang lagi ngobrol sama Aa. Hantu? Yakali hantu secantik ini."

Raka terkesiap ternyata adiknya bisa juga marah.

"Yaudah deh sini pindah ke depan jangan di belakang. Aa bukan supir kamu."

Cia pun langsung duduk di depan. "Tapi ini dimana A, ini mah asa bukan rumah kita."

"Emang bukan." Raka segera menjalankan mobilnya.

"Terus dimana?"

"Villa Indah."

"Ngapain ke sini?"

"Nganterin Jani."

Cia yang mendengar itu langsung melotot. Dia lupa kalau tadi Aa-nya kan lagi sama Teh Jani. Cia jadi kepo, setelah bagaimana kisah ceritanya apakah Aa nya sukses melakukan siasat CLBK?

"Garcep pisan Aa ku." Cia gemas. "Terus gimana, A?"

"Gimana apanya?" Raka heran betul.

"Ya itu, Aa sama Teh Jani."

"Apaan sih? Jangan ikut-ikutan Teh Jani deh, kalo ngomong suka setengah setengah Aa kan gak ngerti."

"Maksud Cia Aa sama Teh Jani berhasil gak buat balikan nya."

Raka langsung melongo di tempatnya. "Emang siapa yang bilang Aa bakal balikan sama dia?"

"Lho aku kira tadi kalian ketemu mau mengungkapkan isi hati masing-masing. Lagian Aa tadi perhatian banget sama Teh Jani sampai di beliin obat. Aku kira emang mau balikan."

"Mana ada, Ci. Halu kamu ketinggian."

Cia di sebelahnya langsung lesu. Cia kira Aa-nya ini bakal balikan lagi sama Teh Jani. Cia udah seneng padahal.














🕚🕚🕚














Setelah sampai di rumahnya Raka dan Cia segera masuk ke dalam rumah. Cia tak mengatakan apapun dan langsung nyelonong masuk ke dalam kamarnya tanpa memedulikan Raka.

Sedangkan Raka sendiri memilih untuk ke dapur dan mendudukan dirinya di kursi meja makan. Lalu merogoh sakunya dan melihat kembali sesuatu yang di berikan Jani. Itu minuman capuccino.

Meet AgainWhere stories live. Discover now