tujuhbelas

19 3 0
                                    

H-5 in Bandung

.

Hari ini hari terakhir mereka ada di Bandung. Para kru segera berkemas-kemas dan membenahi peralatan shooting, memasukkannya kedalam Bus yang akan membawa mereka pulang ke Jakarta.

Sesuai kesepakatan, mereka akan berangkat setelah Dzuhur. Dan sekarang Jani termasuk rekan-rekannya sedang mengemasi barang masing-masing.

"Kita ada waktu setengah hari kan? Ada yang niat pergi kemana dulu gitu buat beli oleh-oleh?" Kinan bersuara.

"Boleh tuh, lagian setengah hari kita ngapain disini gabut kan," sahut Nita.

"Gimana Yurin, Jani?" Tanya Kinan beralih padahal dua sejoli yang belum merespon ajakannya.

"Gue hayuk aja sih," balas Yurin.
Lalu pandangan Kinan beralih pada Jani yang masih belum menyahut ajakannya.

"Lo gimana, Jan?"

"Gue gak dulu ya, soalnya ada sesuatu yang mau gue urusin." Jani menolak.

"Yaudah kalo gitu. Berarti cuma bertiga, ya. Habis ini kita langsung cus aja." Tuntas Kinan akhirnya.

Lalu keempatnya pun membereskan barang-barang kembali.

Yurin segera memborbardir Jani dengan pertanyaan.

"Lo kenapa gak mau ikut?"

"Gue udah bilang ada sesuatu yang mau gue urusin."

"Iya apa sesuatu nya itu."

"Ada, nanti Lo juga tau."

"Jani suka gitu." Yurin cemberut "Tapi beneran Lo gak mau ikut?"

"Beneran, soalnya ini penting banget. Gue takut gak ada waktu lagi kalo bukan hari ini."

Yurin mengangguk saja. "Gue jadi penasaran apa yang mau Lo lakuin. Spill dikit lah."

Jani tertawa gak tau kenapa lucu aja liat cara Yurin ngomong. "Mau pulang dulu ke rumah. Pamitan."

Yurin pun mengangguk. "Oh gitu."

Tak ada percakapan lagi setelahnya. Kinan dan Nita sudah keluar kamar. Kini tinggal Yurin dan Jani. Yurin sudah siap dengan pakaiannya begitu pula Jani. Lalu keduanya keluar bersama. Di luar Nita dan Kinan sudah menunggu.

"Lho, katanya Jani gak mau ikut?" Kinan heran.

"Gue emang gak ikut, mau pulang dulu ke rumah." Jani segera mengambil sepatu dan memakainya.

"Oh gitu, kirain."

Lalu keempatnya keluar dari pekarangan Villa. Kinan, Nita dan Yurin langsung pergi ke arah yang sama. sedangkan Jani pergi ke arah yang berbeda.

Jani memutuskan untuk pulang ke rumah niatnya untuk berpamitan sekalian dia ingin bertemu dengan Papa-nya dan menyelesaikan masalah mereka. Iya. Jani memutuskan untuk berdamai saja. Jani berpikir dirinya sudah terlalu egois. Tak seharusnya dia sejahat itu pada Papa. Jadi mumpung sekarang masih ada waktu Jani akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Jani harap Papa-nya ada di rumah, tapi jika tidak ada pun tak apa Jani bisa memaksa Mama untuk menyuruh Papa pulang.

Jani segera menaiki Go-Jek yang di pesan nya tadi. Lalu dengan perasaan deg-degan pun Jani berangkat menuju rumahnya.

Tidak memakan waktu lama dirinya sampai di depan rumah.

"Terimakasih banyak, Pak."

"Sama-sama, Neng."

Lalu Go-Jek pun pergi meninggalkan Jani sendirian dengan perasaan yang tidak karuan. Jujur Jani deg-degan sekali sudah lama dia tak bertemu atau berbicara dengan Papa dan kini dirinya akan melakukan itu lagi. Huft.

Meet AgainWhere stories live. Discover now