dua empat

12 4 1
                                    

Paginya Jani terbangun siang. Parah sekali memang. Sepertinya ini efek semalam Raka mengucapkan sleep tight. Jadinya kan jani beneran sleep tight.

Jani masih mengucek matanya lalu bangkit dari kasurnya dan ke kamar mandi hanya untuk mencuci muka saja.

Lalu dirinya keluar dari dalam kamar niatnya ingin melihat Raka dan mengeceknya ke kamar lelaki itu namun suara dari arah dapur membuat atensinya teralihkan dan berjalan cepat ke arah sana.

Terlihat Raka yang sedang membenahi isi kulkas, Jani mengatupkan bibir.

"Eh udah bangun." Raka menyapa membuat Jani malu sesaat. Karna kan harusnya cewek bangun lebih dulu.

"Aku tadinya mau masak buat sarapan tapi pas buka kulkas ternyata semua bahannya udah pada busuk jadinya aku buang aja."

"Ah, iya. Kayaknya aku kelamaan di Bandung, aku juga lupa sih buat gak ngecek dulu sebelum ke Bandung. Terus pas kemarin juga aku buru-buru ke kantor."

"Kamu kemarin gak makan?"

"Makan kok tapi makannya di kantor, aku beli makanan di kantinnya."

"Kirain nggak makan."

Raka kembali berkutat dengan kegiatannya. Jani tak ingin di cap pacar yang tidak ada adab. Segera membantu Raka membuang semua makanan tidak layak makan itu.

"Hari ini kamu libur gak?" Raka bertanya.

"Libur, kan minggu."

"Yaudah nanti kita belanja ke supermarket buat beli bahan-bahan."

"Hayu aja aku mah. Tapi sekarang kita makan apa? Aku laper. Kamu laper gak?"

"Laper, sih. Makan di luar aja."

"Hmm, jangan deh. Nanti numpang aja ke Yena, pasti dia punya banyak makanan."

"Gak ngerepotin emang?"

"Aku sering numpang ke Yena kalau lagi kepepet amat mah. Dia juga pasti ngebolehin."

"Yaudah kalo gitu. Beresin dulu ini tapi."

"Siap." Jani mengacungkan jempol.

Keduanya pun segera menyelesaikan kegiatannya. Untungnya kulkas Jani tidak begitu banyak bahan-bahan. Jani segera membuang semua itu ke dalam tong sampah. Raka membersihkan isi kulkas dahulu. Lalu setelah dirasa bersih segera menutup pintunya.

"Udah selesai."

"Hayuk ke apart Yena. Aku udah laper."

"Tunggu dulu. Kamu udah cuci muka belum?"

"Udah?"

"Gosok gigi?"

"Belum. Hehe."

"Jorok. Gosok gigi dulu."

Jani cemberut. "Malas ih nanti aja. Kan mau makan juga, kalo gosok gigi sekarang nanti gosok lagi dong?"

"Gak apa-apa atuh, justru bagus biar gigi bersih mengkilap."

"Dikira kaca. Gak mau males. nanti aja."

"Gosok gigi dulu. Kalo nggak yaudah gak jadi makan."

"Cuma ke apart Yena doang elah, Ka. Bukan ke mall."

"Cendana."

Jani diam, semasa pacaran dulu kalo Raka sudah memanggil namanya dengan nama depan berarti Raka benar-benar serius dan gak mau di bantah. Lantas tanpa mengatakan apapun Jani masuk ke dalam kamarnya dengan wajah menekuk lebih tepatnya masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamrnya. tentu saja untuk menuntaskan titah Raka.

Meet AgainWhere stories live. Discover now