dua tiga

19 5 4
                                    

"Maaf lama, hehe." Yena mengawali membuat ketiganya mengangguk.

"Dari mana dulu emang kok lama." Ini Jani yang bertanya.

"Udah pulang dari tadi, cuman gue sibuk bebersih kamar sebelah." Yena menyahut lantas menaruh makanan yang dia bawa. "Gue beli ini tadi pas pulang, takutnya belom pada makan. Gue udah firasat kulkas si Jani pasti gak ada isinya. Kasian kan kalo kalian gak makan sampe pagi."

Harsa yang mendengar itu langsung mendekat. "Wih banyak banget. Mau dong."

"Masalah makan aja lo nomer satu!" Raka menggeplak kepala Harsa dengan tutup toples.

Harsa merenggut. "Namanya juga lapar, harus namber wahid. Emang nya lo gak mau makan?"

"Mau sih."

"Yeuu."

"Udah-udah, kalo laper cepet makan jangan adu bacot." Yena menengahi membuat kedua pemuda itu mendekat.

Yena membawa sekotak pizza dan tiga porsi ayam mekdi. Satu porsi ayam geprek yang Jani sempat pesan tadi. Yena menyerahkannya pada Jani.

"Kok kamu beda sendiri kotaknya?" Raka bertanya ketika melihat punya Jani berbeda dengan ketiganya.

"Aku mesen ayam geprek tadi."

"Kamu masih suka makan pedes?"

"Suka, hehe."

"Jani masih jadi maniac pedes lho, Ka. semenjak dia tinggal disini." Yena menyambar. Jani melotot, Yena ngeselin malah makin cepu dia lama-lama.

"Bener gitu?" Tanya Raka memastikan.

Jani gelagapan, jelas dong. Dulu soalnya Raka paling gak suka kalo Jani udah makan pedes. "I-iya, he.he."

Raka menghela nafas. "Jangan banyak-banyak makan pedes ya nanti mah." Raka tersenyum lalu mengusap puncak kepala Jani.

Jani terperangah. Tak menyangka Raka akan bersikap manis. Jani kira tadi Raka bakal marah karna Jani yang udah berani-beraninya gak menuruti ucapan Raka dulu.

"Iya." Jani balas tersenyum.

Mereka bermesraan tanpa memedulikan sekitar. Yena dan Harsa kontak berpandangan hanya untuk menghela nafas, bisa-bisanya mereka menjadi penonton drama perbucinan tak bermutu yang di lakoni oleh Raka dan Jani.

Harsa berdehem menyadarkan kedua sejoli itu. "Tolong kalo mau bermesraan jangan di depan orang jomblo. Hati kami teriris dibuatnya."

Yena di sebelahnya memutar bola mata mendengar ucapan Harsa yang dramatis abis.

"Gausah lebay."

"Emang lo gak panas gitu, Yena?"

"Ngapain panas orang gue gak jomblo. Emang nya lo?" ujar Yena pedas.

Harsa melotot. "Apa?! Lo punya pacar? Yang bener aja lo."

"Kenapa? Gak percaya?" Yena berujar sinis.

"Jelas. Soalnya lo ini tampang orang ngenes yang cintanya bertepuk sebelah tangan." Tepat setelah Harsa berbicara seperti itu sebuah bantal melayang ke arahnya. Sudah pasti pelakunya adalah Yena.

"Gini-gini gue juga banyak yang suka ya, jing." Yena memutar bola mata sinis. Harsa terkekeh.

"Lo udah taken nih jadinya sama gebetan lo itu?" Jani menyambar membuat Yena menoleh ke arahnya.

"Gitu deh." Yena tertawa sumbang. Entah kenapa.

"Selamat ya haha, akhirnya taken juga."

"Iya, makaswih bestie."

Meet AgainWhere stories live. Discover now