Bab 5. Sisi Lain Arash

125K 5.8K 1.2K
                                    

Selamat menikmati libur panjang yang akan berakhir hari minggu depan 🫶

Happy reading 🔥🔥

Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah. Aku taku kalian keseruan baca bisa lupa vote 🤣😭

***

"Hentikan saya kalau saya mencapai batasnya."

Kalimat itu terus menerus terngiang-ngiang di telinga Lily. Seolah-olah, ia masih bisa merasakan hembus napas Arash di sisi telinganya, bahkan saat bersama Dila pun, Lily tak bisa fokus. Meski badannya bersama Dila, jiwanya masih berada di sofa ruang tamu.

"Haduh, gila gue."

Lily tak menyangka, Arash bisa seganas itu. Iya, sih, Lily yang memancing, tapi ia masih terkaget-kaget dengan apa yang ia lakukan bersama Arash beberapa saat lalu.

Perempuan itu menarik napas dalam sebelum membuka pintu kamar. Ia yakin Arash tengah mandi, jadi Lily aman-untuk sementara. Namun, hal yang tak ia sangka, setelah pintu kamar dibuka, ia mendapati Arash tengah memperbaiki celananya, tanpa pakaian, dengan wajah memerah dan berkeringat.

"Mas lagi ngapain? Baru mau mandi?" Lily mencoba berpikir positif.

"Ly ..." Arash urung mengancing celananya. Ia memilih berjalan mendekati Lily. "Boleh lanjutin yang tadi ga?"

Tatapan, suara, dan cara lelaki itu mendekat padanya membuat Lily lupa caranya bernapas.

Hasrat yang semula berangsur-angsur padam kembali terpantik saat melihat kancing celana Arash yang masih terbuka. Ia bahkan lupa menjawab pertanyaan Arash.

"Tidak boleh?" Lelaki itu meraih rahang Lily agar menatap wajahnya.

Hah? Sejak kapan Arash ada di hadapannya?

Namun, kekagetan Lily disalahpahami oleh Arash hingga lelaki itu memilih menjatuhkan dahinya di pundak Lily. Menghirup dalam-dalam aroma perempuan itu sembari melingkarkan tangan di pinggang ramping tersebut.

Gila! Lily berteriak heboh dalam hati. Akhirnya kutub utara ini luluh juga. Haruskah ia berterima kasih pada misi gila riset novelnya?

Tangannya dengan gugup membalas pelukan Arash, lebih tepatnya meletakkan tangan di kedua sisi pinggul lelaki tersebut, pada area yang masih tertutup celana. Lily takut khilaf.

Tarik, Ly, tarik! Iblis kurang belaian di dalam tubuhnya berbisik licik. Rugi cuman ngerasain kerasnya, tapi ga tahu bentukannya.

Berisik! Lily menggeleng. Mana berani ia melakukan itu pada Arash. Karena sejujurnya Lily takut di unboxing. Saat ini saja jantungnya sudah tak karuan, apalagi lebih dari ini? Ia tidak siap mengulang yang ada di sofa tadi.

"Lily ..." Napas panas Arash yang menerpa leher Lily terasa menggelitik. Lelaki itu mengeratkan pelukannya, sebelum kemudian menenggelamkan wajah di ceruk leher Lily. "Jangan takut sama saya, ya ..."

"Engga." Lily ikut memejamkan mata, meresapi hangatnya pelukan mereka. "Mana mungkin aku takut sama Mas Arash ..."

"Janji?" tanya Arash lirih.

"Em, janji."

Jangan ingkar ya, Ly ... Setelah itu, Arash melepaskan pelukan mereka, ia sempat mengecup puncak kepala Lily, tersenyum tipis sebelum kemudian pergi ke kamar mandi.

Tepat setelah pintu kamar mandi di tutup, Lily dengan cepat berlari ke atas kasur, menutup diri dengan selimut kemudian berteriak tertahan di atas bantal.

Oh My Husband (21+)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora