Bab 13. Poor, Lily

119K 4.4K 231
                                    

Haloo, ada yang kangen Lily Arash?

Selamat bertemu couple ini ...

Happy reading ✨️

Komen kalian mood bnget 🤣🤣 aku ngakak bacain komen bab sebelumnya.

***

Lily sekarat.

Oke, ungkapan itu terdengar berlebihan, tapi Lily tidak tahu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan dirinya setelah digempur Arash habis-habisan tadi malam. Seluruh tubuh Lily sakit semua terutama di bawah sana. Setelah terbangun pagi ini, Lily baru menyadari ternyata periiih sekali. Padahal tadi malam rasanya, aah surga dunia sekali. Namun, siksaannya ternyata datang belakangan.

Lily menyesal, seharusnya ia stop di satu ronde, tapi Lily malah jatuh pada godaan Arash dan malah melanjutkan ke ronde-ronde berikutnya. Alhasil ia sekarang tak bisa bangun dari tempat tidur. Oke ini, lebay. Lily hanya malas bangun. Ia masih bisa bangun, Lily yakin. Ia hanya perlu mencoba untuk bangun.

Selesai menggerutu dalam hati, Lily akhirnya membuka mata ketika menyadari pergerakan tangan Arash yang bersarang di pinggangnya.

"Morning, Love ..." sapa Arash serak. Jelas sekali lelaki itu juga baru terbangun. Berbanding terbalik dengan Lily, suasana hati Arash tampak sangat baik hingga ia tersenyum lebar.

"Morning, Mas ..." Berhubung penyebab tubuh Lily pegal-pegal sudah bangun, saatnya Lily menjauhkan diri. Meski tenggelam dalam pelukan tubuh liat Arash amat sangat menggoda, tapi tidak untuk saat ini. Dengan tubuh telanjang mereka yang masih saling menempel, Lily dapat jelas merasakan tanda bahaya.

Wanita itu meringis seketika ketika ia berusaha berbalik. Lily mengutuk dalam hati seraya menatap Arash dengan tajam. Semua karna Arash! Lily tidak akan seperti ini kalau Arash tidak minta tiga ronde darinya, dan lelaki itu baru berhenti saat Lily benar-benar tidak sanggup lagi.

Dasar monster!

Arash paham sekali arti tatapan itu. Ia mengelus pinggang Lily dengan lembut seraya berkata, "Sorry, Love ... masih sakit ya?"

Namun, nada lembut penuh perhatian dari Arash serta tatapan lelaki itu padanya membuat niat Lily untuk mengamuk perlahan reda. Wanita itu akhirnya hanya mengangguk. "Maka dari itu Mas Arash ..." Lily menjauhkan tangan Arash dari dirinya. "Ga ada tambahan ronde pagi."

"Saya ga minta tuh." Tapi, bagian bawah tubuh lelaki itu berkata lain. Apalagi sekarang kaki Arash mengeratkan belitannya di kaki Lily, membuat mereka sempurna menempel.

Lily speechless, jelas sekali Arash tengah terang-terangan menggodanya, meski bibir lelaki itu berkata sebaliknya. Mata dan bahasa tubuh Arash tak bisa berbohong.

"Mas bohong."

Arash mengangkat sebelah alisnya, "Kelihatan, ya?"

"Kaan!" Tak peduli dengan tubuhnya yang protes, Lily tetap berjuang melepaskan diri dari Arash. Ia bangkit setelah usaha susah payah, tapi ia bahkan baru bisa duduk, Arash telah menangkap dirinya kembali. Lelaki itu merebahkan kepala di paha Lily dengan tangan memeluk erat perut wanita itu. "Mas, ih lepasin!"

"Saya janji ga minta lagi."

Walau begitu, Lily tetap menjauhkan kepala Arash dari pahanya. Yang benar saja! Mana mungkin ia membiarkan Arash rebahan di pahanya di saat ia tak memakai apa-apa.

Oh My Husband (21+)Where stories live. Discover now