Bab 20. Spicy

86.1K 4.1K 541
                                    

Pastikan baca sendirian 🔥🔥


***


Arash menatap Lily layaknya serigala lapar. Terlebih tatapan sayu Lily dengan rambut berantakan yang terbaring pasrah di meja makan kian membuat hasrat dalam diri Arash berkobar-kobar.

Pagi ini, Lily menjelma menjadi makanan penutup paling manis untuk Arash. Dan Arash tidak akan pernah bosan jika seandainya makanan penutupnya seperti ini setiap hari. Namun, ia yakin Lily pasti keberatan.

Mulai mana Arash harus memulai menyantap makanan manisnya ini? 

Telunjuk lelaki itu menyusuri lutut hingga ke paha Lily, lalu berhenti di tempat paling privasi, basah dan ranum. Tatapan laparnya sukses membuat Lily memerah sempurna, wanita itu tanpa sadar merapatkan paha, tapi Arash dengan cepat menahannya.

“Jangan ditutup, saya mau lihat,” katanya serak.

Apa yang mau dilihat?! 

Tangan Lily mengepal gugup, beberapa helai poninya yang sebelumnya telah kering setelah keramas, kali ini basah lagi. Bedanya, bukan karna air tapi karna keringat. 

Sebentar ... kalau seperti ini ceritanya, Lily harus mandi lagi, kan?! Ya ampun, padahal ia baru selesai mandi, rambutnya bahkan belum kering sempurna, tapi harus mandi lagi?! 

Murahan sekali kamu, Ly. Semua ini tak terjadi kalau Lily tak larut dalam bujuk rayu Arash.

Namun, Lily tak bisa mundur lagi sekarang, Arash telah sama polosnya dengan dirinya, berdiri gagah di pinggir meja. Hanya soal waktu sebelum senjata mematikan lelaki itu tertanam dalam diri Lily.

Kalau dilihat-lihat seperti ini ... wajar kalau Lily tak bisa berjalan setelah malam pertama mereka. Ukuran Arash benar-benar bukan main. Dan ajaibnya, benda sebesar itu bisa masuk dalam tubuhnya. Oh, shit!

Lily melotot melihat Arash mengelus milik lelaki itu yang tegak menantang.

“Kamu mau ini, Love?”

Bagian bawah Lily merespons pertanyaan itu dengan kedutan. Sialan! Lily mengumpat dalam hati. Tubuh Lily sepertinya sangat memuja milik Arash.

Melihat wajah mupeng Lily yang tak bisa ditutup-tutupi membuat Arash menyeringai. How cute ... ekspresi wanita itu menjadikan Arash ingin memakannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Tapi ...” Ujung jari Arash mendarat di perut rata Lily, menyentuh ringan kemudian berhenti di pusat tubuh wanitanya. Memberi penekanan hingga Lily melenguh, menatap Arash penuh permohonan. “Saya mau makan ini dulu sebelum memasukinya.” 

Jari Arash mencolek tempat basah itu, matanya sedikit pun tak melepaskan tatapan mereka ketika jarinya yang berlumur cairan Lily ia masukkan ke dalam mulut tanpa jijik sama sekali.

“Manis ...” 

Fiks, suami Lily ini memang sudah gila. Bagaimana mungkin itu bisa manis?

 “Dan akan tampah manis kalau kita menambahkan sesuatu di sini.”

Hah? Lily langsung waspada ketika melihat senyum ganjil terbit di wajah memesona Arash. 

“Tunggu sebentar ya, Love.”

Tanpa memberikan penjelasan, Arash menarik diri. Lelaki itu sempat melempar senyum sebelum benar-benar berbalik. Dan Lily tentu saja tak akan hanya berbaring pasrah sambil menebak-nebak apa yang otak Arash rencanakan. 

Oh My Husband (21+)Where stories live. Discover now