Bab 26. Chaotic Night (1)

61.1K 3.2K 610
                                    

EKHEEM, RINDU AKU GA??

🌚🌚🌚

Bab ini normalnya harusnya dibagi 3 bab, cumaaan, nanti kelihatan banget ceritanya panjang. Jadi bagi dua ajah 🔥🔥

Happy readiing

Kalian mungkin akan mengumpati Arash di awal bab ini 🤣

 

***

Arash tak pernah meragukan pengendalian dirinya. Selama delapan bulan, ia bisa bertahan untuk tak menyentuh Lily, bahkan ia tak pernah curi-curi kesempatan untuk sekedar mencuri satu kecupan di malam-malam sunyi mereka. Sungguh pencapaian untuknya bisa membiarkan Lily terlelap tenang di sisinya. Namun sepertinya, tembok kokoh pertahanan diri yang ia bangga-banggakan itu telah ambruk, bersisa puing-puing yang tak mungkin lagi untuk ia bangun.

Yah, tembok itu memang tak lagi berguna. Untuk apa membatasi diri ketika mereka telah seintim ini? Hanya saja, ada saat-saat Arash ingin melindungi Lily dari sisi buasnya. Ia juga ingin mengusir bayang-bayang erotis yang terus menghantuinya sejak ranjang bertiang empat itu resmi terpasang.

Shit! Ia sangat ingin melempar Lily ke tengah ranjang saat wanita itu memasang seprei. Lupakan makan malam, ia lebih ingin memakan Lily, tapi wanita itu pasti akan marah kalau Arash bertindak sesuka hatinya. 

Haish ... Sialan ...” 

Bahkan di bawah dinginnya guyuran shower Arash tak bisa memadamkan api gairah yang terlanjur terpantik. Ia menunduk dengan wajah memerah. Betapa menyenangkannya jika seandainya Lily bergabung bersamanya saat ini. Tubuh mereka yang sama-sama basah akan saling memangut mesra, bercumbu panas hingga air dingin pun tak akan sanggup meredakan api gairah mereka.

“Shtt ... oh ...” 

Arash sungguh tak ingin bermain seorang diri seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Membayangkan kalau tangannya saat ini adalah liang lembut basah Lily sungguh membuatnya tegak sempurna. 

Mata lelaki itu terpejam, ia biarkan pikiran liarnya berkelana bebas. Seandainya Lily tahu kalau ia tengah melakukan hal tak senonoh selama wanita itu memasak, Arash yakin Lily pasti akan mengamuk padanya. Jika hal itu terjadi, apakah Arash takut? 

Tentu saja tidak. Alih-alih takut, Arash mungkin mencium Lily hingga wanitanya itu kehabisan tenaga untuk marah. Bukankah tenaga Lily lebih baik digunakan untuk bercinta dibanding marah-marah padanya?

“Aah ... Lily ...”

Akan lebih baik kalau benihnya tumpah ke dalam rahim Lily alih-alih kamar mandi seperti ini. Arash tak terlalu suka, lagi pula berapa kali pun ia berusaha membuat dirinya puas dengan permainan tangannya, ia tak pernah benar-benar bisa puas.

Ia tetap haus. Ia ingin Lily. 

Sialan! Arash menghantamkan kepalanya ke tembok kamar mandi. Ia benar-benar ingin Lily!

***

“Mas udah dua kali loh jatuh di kamar mandi, untung cuman memar di dahi, kalau sampai patah-patah gimana? Amit-amit.” Lily mengomel sambil mengompres jidat Arash dengan kompres dingin. 

Oh My Husband (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang