Bab 6. Pengakuan

101K 5.3K 364
                                    

Ada yang masih bangun?

Aku update jauh malam, udah tengah malam ini 😭

Supaya besok tenang nyoblosnya.

Maafkan typo ya, besok aku periksa lagi, kalo mau nandai boleh. Makasih banget loh 🫶

Happy reading 🫶✨️

***


"Mas suka aku, ga?"

Lily tak pernah berpikir akan menanyakan itu pada Arash, ia hanya tidak terpikir saja. Baginya selama Arash baik padanya, menghormatinya, memenuhi semua kebutuhannya, semua itu lebih dari cukup.

Bohong kalau Lily tidak mengharapkan cinta dari Arash. Karena pada dasarnya ia dan Arash bukanlah orang asing sebelum mereka menikah. Mereka pernah menjadi teman sejak Lily sekolah TK sampai SMP. Lalu berpisah saat orang tua Arash pindah tugas ke Bogor. Semua komunikasi terputus. Sejak saat itu, Arash perlahan-lahan hanya menjadi bagian cerita masa kecil, Lily tak lagi berharap bertemu dengannya. Dua belas tahun berlalu, mereka bertemu lagi saat Lily menjadi pembicara seminar karya tulis fiksi, di kampus tempat Arash mengajar.

Sejak saat itu, Lily kerap menemui ketidaksengajaan yang membuatnya bertemu dengan Arash. Singkat cerita, Mamanya yang dulu pernah bertetangga dengan orang tua Arash juga saling mengenal. Dan dua anak mereka yang sama-sama tidak becus mencari pasangan ini akhirnya dijodohkan. Lalu menikahlah dia dengan Arash.

Plot twist sekali. Lily mencari jodoh ke sana kemari, eh ternyata dia malah menikah dengan teman masa kecilnya. Orang yang tak pernah terpikir akan jadi jodoh di masa depan.

"Kenapa nanya begitu?" bukannya memberikan jawaban, Arash malah balik bertanya. Lelaki itu kembali melangkah menuju pintu belakang rumah yang langsung terhubung dengan dapur.

"Mau nanya aja, Mas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau nanya aja, Mas." Lily menepuk pundak Arash minta di turunkan setelah lelaki itu melewati pintu dapur, tapi suaminya itu tak menggubris, tetap melanjutkan langkah menuju kamar mereka. "Tiba-tiba aja kepikiran, Mas itu ada bibit-bibit suka ga sama aku?"

"Ada." Jawaban tiba terlalu cepat, sebelum Lily sempat mempersiapkan diri. "Saya suka sama kamu."

Jantungnya kontan berdegup tak normal. Tangannya yang mengalung pada leher Arash terasa kaku. Lelaki itu tersenyum tipis pada Lily sebelum kemudian membuka pintu kamar dengan sikunya, mendorong dengan punggung lalu membawa Lily masuk.

Apa yang harus Lily lakukan sekarang?

"Serius?"

"Mana mungkin saya tidak suka dengan istri saya."

Benar juga, tapi ...

"Oke aku ganti pertanyaannya, Mas sayang ga sama aku? Dalam hal romantis." Mungkin suka bagi Arash hanya sebatas suka, tidak ada mengarah ke arah romantis, maka Lily mengganti pertanyaannya.

Oh My Husband (21+)Where stories live. Discover now