Bab 22. Can We be Together Forever?

66.8K 3.8K 375
                                    

Seneng kan, aku ga update malam?

Iya kaaan 👊💓

Happy reading

***

Sebelum menikah, ada dua hal yang membuat Lily bisa produktif menyelesaikan novel yang ia buat bahkan sebelum jatuh tempo dari penerbit. Pertama, sakit hati. Kedua, ekonomi. Sekarang, Lily akan menambahkan satu alasan ketiga, yang ia harap alasan satu dan dua tidak akan pernah lagi terjadi di hidupnya. Amit-amit. 

Sederhana alasannya, cukup dua kata, jatuh cinta. Jangan lupa tambahkan juga kalimat wajib pengiringnya yaitu: pada orang yang tepat dan di waktu yang tepat pula. Karena cinta sering kali kandas tanpa kalimat pengiring tersebut.

Kadang orangnya tepat, waktunya salah. Kadang pula, waktunya tepat orangnya yang salah. Dan lebih parah, sudah orangnya salah waktunya salah pula. Bagaimana cara sembuh kalau sudah seperti itu?

Sulit, bahkan lukanya akan tetap membekas hingga puluhan tahun yang akan datang. Mirisnya lagi, yang membuat luka berlagak seakan tak pernah terjadi apa-apa.

Namun, bagaimana pun sulitnya keadaan saat itu, setiap orang berhak bangkit dan menata hidup kembali, bertemu orang-orang baru dan memulai semua dari nol lagi.

Lily tak tahu bagaimana hidupnya kalau sekarang ia masih bersama mantannya, sudah tentu tak akan menikah dengan Arash. Dan itu mimpi buruk. Dulu ia menangis ketika mereka harus putus karna terhalang restu keluarga, sekarang Lily lega semua itu telah terjadi. Memang benar, rencana Tuhan itu selalu lebih baik. Kalau tak melewati semua drama hidup itu, Lily belum tentu bisa duduk nyaman seperti ini. Menunggu Arash pulang dari kampus sambil di temani keripik pisang, dan satu cup es krim. 

Ngomong-ngomong soal es krim, Lily sekarang tengah ngebut menghabiskan es krim cokelat kesukaannya. Jangan sampai saat Arash datang lelaki itu tiba-tiba ingin mengulangi “es krim dan meja makan” Lily tidak kuat lagi!

“Gila banget gue, bisa-bisanya nge-sex di meja makan.” Lily geleng-geleng kepala tak habis pikir. Matanya kembali fokus pada televisi, beberapa saat terdiam ketika film menampilkan scene menegangkan setelah itu otaknya kembali mengelana hingga mulutnya tanpa sadar berucap, “tapi enak sih gila. Eh? LILY SADAR, SADAR!”

Jangan sampai otaknya ikut bermasalah seperti Arash. “Fokus Lily fokus, masa lo nonton film se menegangkan ini masih sempat mikirin Arash. Lihatlah kegantengan Simu Liu ini, lo ga bisa mengagumi cowok ganteng kalau ada Arash. Takut dia ngamuk.”

Eh? Kalau diingat-ingat, Arash pernah cemburu tidak ya? Bisa dihitung jari sepertinya. Itu pun cuman sama Aksara, selain itu? Tidak ada.

Padahal Arash cemburu itu lucu, hanya saja auranya ngeri. Ingatkan Lily untuk tak memantik sisi pencemburu Arash. Kalau sudah terpantik, kacau urusannya.

Ting!

“Panjang umur suami gue.”  

Dengan hati berbunga-bunga Lily membuka aplikasi pesan, kira-kira Arash mau bilang apa ya?

Mas Arash

Lily

Lily 

Iya, Mas?

Pesannya langsung centang biru.

Ia pikir Arash akan membalas dengan pesan lagi, ternyata lelaki itu malah melakukan panggilan video padanya.

Oh My Husband (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang