15. Kita Lihat Saja

90 5 0
                                    

Zeyn dengan segala amarahnya cepat memasuki mansion kebanggaannya, menelusuri setiap ruangan, mencari keberadaan sang istri yang berada di taman belakang, tengah bermain-main dengan anjing mungil.


"Hera!"


Perempuan itu menoleh. Zeyn meringis lihat rambut Hera yang telah dipotong pendek, sebegitu seriusnya ingin berubah.


"Aku tau kau pergi bersama Sam! Mulai berani berselingkuh, sekarang?"Bukannya menjawab, Hera justru mengulurkan kertas putih yang buat Zeyn merasa curiga. Pria itu menarik secara sepihak, baca setiap tulisan dengan teliti.


"Kau ingin bercerai denganku?"


Zeyn melotot marah, tangannya tertarik untuk menampar sang istri. Namun, bukannya merasa takut seperti biasa, Hera justru tersenyum, lalu mengangkat note, menuliskan sesuatu.

"Jika tidak menceraikanku, aku akan melaporkanmu dengan tuntutan kdrt, penipuan, dan pemalsuan hak waris."

Seketika senyap. Zeyn tak bisa menjawab. Ia yakin perempuan itu berada dalam pengaruh Sam. Ini bukan Hera yang ia kenal. Tanpa ragu Zeyn merobek-robek surat cerai mereka hingga tak lagi berbentuk.


Hera tersenyum miring. Ia tau Zeyn akan menghancurkan benda itu. Rencana tak akan berhenti, sementara Zeyn mulai putus asa dengan rencana yang tak terlaksana. Tanpa berucap, Zeyn pun pergi dari halaman belakang, tinggalkan Hera bersama Pama.


Jika diberi kesempatan pun, Hera tak akan mau mengulang. Keluarga Zeyn sudah buktikan betapa mereka begitu serakah, menginginkan Hera demi keegoisan sendiri.


"Jika tidak begini, kalian akan mempermalukan keluargaku. Kalian pasti merencanakan pemerasan sampai kami benar-benar kering dan miskin. Dasar serakah!" geram Hera.


****


Zeyn berjalan menuju dapur, melihat Alia tengah menyiapkan makanannya. Tak biasa. Ia selalu meminta Hera sendiri yang menyiapkan semua keperluannya. Kemana perempuan itu?


"Hera ke mana?"


"Eh." Alia berbalik dengan raut kaget, tetapi sedikit lega karena Zeyn tak langsung berteriak seperti biasa. "Tuan Hera mengikuti kelas bisnis, akhir-akhir ini dia sangat rajin walaupun keadaannya begitu."


"Dia tidak lupa melakukan konsultasi kesehatan, kan?"


Alia terdiam sebentar, lalu menggeleng. "Nyonya tidak pernah lagi ijin untuk keluar melakukan pemeriksaan kesehatan. Tetapi saya tidak tau jika Nyonya pergi bersama Tuan Sam."


"Ck, sial. Kenapa Sam mencampuri urusanku."


Mood makan Zeyn menghilang seketika. Ia memilih kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan, tak mau semakin banyak pekerjaan menumpuk. Zeyn sadar dirinya telah lalai dan memandang Hera dengan sebelah mata.


Malam itu, Hera benar-benar tak menghubungi Zeyn seperti biasa. Tak ada spam chat, bahkan kini ia tak perlu mode diam karena ponselnya tak lagi berdering panggilan beruntun dari Hera.

The Loveliest RevengeWhere stories live. Discover now