19. Hamil?

186 3 0
                                    


Saat Zeyn sampai di rumah, Hera sudah dalam keadaan sehat, tak seperti kemarin. Jujur, ia merasa kesal karena Hera kembali mengacuhkannya.


"Hera, siapa dia?" tanya Zeyn saat mansion kini di isi oleh beberapa perempuan dengan seragam pelayan yang sama dengan Alia.


"Pelayan. Mamaku mengirim mereka untuk bekerja pada kita." Jawaban Hera tersampaikan dalam sebuah pesan yang dikirim pada ponsel Zeyn.


"Dan kau? Hanya bersantai menikmati hasil kerjaku?" Zeyn tak terima begitu membaca chat balasan dari istrinya.


Kali ini Hera berpaling dari benda kesayangannya setelah riasan. Ia berdiri, menghadap Zeyn yang baru pulang entah dari mana. Jelas hari ini pria itu mengambil cuti.


Untuk pertama kalinya Zeyn merasa terpaku dengan tatapan nyalang Hera yang seolah mengunci dirinya. Namun, setelahnya sosok itu melangkah pergi menyisakan ruang kosong yang begitu terasa bagi Zeyn.


Zeyn sebal tentu saja. Pagi tadi saat ia hendak berangkat kerja, Hera masih sakit, ia bahkan masih sempat menyiapkan bubur pada perempuan itu—meski caranya masih jauh dari kata sayang dan telaten. Kini, setelah sembuh Hera kembali dengan sifat acuh yang hanya berlaku untuk Zeyn.


****


Hera terdiam setelah mendapat chat dari Sam untuk cepat membuat keputusan. Ia harus mendesak Zeyn agar menandai surat cerai dan melakukan persidangan. Namun, seolah tak pernah ada kesempatan.


Sejujurnya bosan menjadi diri yang apa adanya. Awalnya Hera hanya menginginkan sedikit cinta, tapi kini ia lebih egois. Inginnya hidup bahagia dengan Zeyn, dan dirinya yang sebagai Angelia. Melupakan kehidupan sebagai Hera?


"Bosan." Hera memeluk lutut di depan dada, menopang dagu, malas. Kini ada sifat egois yang tumbuh semakin besar dalam benaknya. "Apa yang harus kulakukan? Haruskah melihat apa yang dilakukan Zeyn setelah ini."


Perempuan itu membuka nakas, meraih sebuah kertas yang belum juga ditandatangi hingga hari ini. Hera pun tak mengerti, mengapa Zeyn masih bimbang untuk menceraikannya, padahal tak memiliki perasaan apapun.


"Aku mencintaimu, tapi cukup sampai di sini Zeyn. Setelah kau melukaiku dengan tanpa belas kasih, mempermalukanku di hari pernikahan, aku akan meninggalkanmu dengan banyak luka."Dengan berat hati Hera memutuskan, untuk membunuh perasaan yang tersisa untuk Zeyn.


Guk gukPama melompat kedalam pelukan Hera saat perempuan itu merunduk, balas pelukan si hewan mungil.


"Mansion ini ... Kita pernah berharap untuk tinggal di tempat ini, tanpa tau bahwa ini bukanlah surga dengan angin sejuk, melainkan neraka yang panas. Kita akan berkemas dan pergi setelah memberi kejutan untuk Mas Zeyn."


Hera berkemas dengan bantuan Alia. Sengaja, ia meninggalkan pakaiannya yang dipakainya untuk menyamar sebagai Angelia, juga surat keterangan hamil. Dengan beberapa benda yang menurutnya begitu penting, Hera meninggalkan kamarnya.

The Loveliest RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang