17. Keputusan Zeyn

153 8 0
                                    


Zeyn menatap wajah Hera yang semakin pucat, dengan tergesa ia menggendong tubuh tak sadarkan diri itu masuk, merebahkan di kamarnya.


"Tuan, apa yang terjadi?"


"Akibat dari selingkuh." Zeyn menjawab pertanyaan Alia tanpa menatap, masih terpaku pada Hera yang tubuhnya sedikit bergetar.


"Suhu tubuhnya semakin turun, saya akan mengganti pakaian Nyonya dan membawakan kompres," ucap Alia begitu memegang kening Hera.


"Siapkan saja kompresnya, aku akan mengganti pakaian Hera."


Alia terdiam sejenak, terheran-heran. Tak sadar ia menatap wajah sang majika dengan ekspresi bengong yang kentara. Zeyn menyadarinya, memang perlakuannya selama ini buat siapapun mengira bahwa ia membenci Hera, dan itu tak salah.


"Kenapa? Dia istriku, apa salah jika aku mengganti pakaiannya? Cepat kerjakan tugasmu!"


"Ba- baiklah, Tuan." Alia berucoa dengan terbata, lalu keluar dari ruangan, menyisakan kesunyian antara Zeyn dan Hera.


Lamat-lamat, Zeyn memegang rahang tirus sang istri yang kini terlelap. Satu-satunya hal yang paling ia sukai dari Hera adalah mata bulat berbinar yang kini tertutup.


"Aku harus cepat menggambil pakaiannya."


Daur dapur, Alia sedikit terkekeh melihat majikannya berjalan terburu menuju kamar si istri. Tak biasanya wajah dingin Zeyn berganti dengan raut cemas yang begitu kentara.


sementara di kamar Hera, Zeyn menyumpahi lemari putih yang sama sekali tak bisa dibuka. Mata menelisik setiap sudut ruangan, coba cari kunci lemari. Namun, nihil. Dalam ruangan yang amat rapi itu ia harusnya bisa menemukan dengan cepat, tetapi manik justru tertuju pada sebuah koper mungil berwarna biru muda.


"Ini ... Bukannya koper make-up Angelia, kenapa ada bersama Hera?"


Zeyn memegang benda yang sedikit tersembunyi di bawah ranjang. Tak salah lagi, bahkan stiker bergambar anjing lucu itu ia yang menempel bersama Angelia saat berada di resort pinggir pantai.


Guk guk gukZeyn menoleh pada hewan mungil nan berbulu yang kini melingkar pada kakinya. Perlahan jemari mengangkat hewan itu.


"Aku bahkan melupakan namamu."Ribuan pertanyaan memenuhi kepala, Zeyn terduduk di atas ranjang Hera masih dengan Pama di atas pangkuannya. Ia benar-benar tak tau apapun tentang Hera. Mengapa koper riasan Angelia pada nya, lalu mengapa perempuan itu mengunci lemarinya seolah ada rahasia besar di dalam sana.


"Tuan. Apakah pakaian Nyonya sudah di ambil?"


Alia muncul dari balik pintu. Zeyn beranjak, hanya tersenyum kikuk.


"Lemarinya dikunci, jadi aku tidak bisa mengambil pakaiannya."

The Loveliest RevengeWhere stories live. Discover now