STRUGGLE • 26

26 5 0
                                    

- Permintaan Gilang -

Gilang dan Arum berjalan beriringan menuju tempat parkir mobil di pemakaman umum. Jujur saja, Arum merasa lebih tenang setelah mengunjungi makam Arjuna temannya, begitu juga dengan Gilang. Ia betulan menepati janjinya beberapa tahun lalu. Walaupun Arjuna adalah musuh bebuyutan Gilang tetapi Gilang harus bersyukur karena hidupnya tidak akan terasa seru jika tidak ada Arjuna. Mulai dari berantem di jalanan, balapan motor liar, saling balas dendam, bahkan disekolah menengah pertama pun Gilang dan Arjuna tidak jarang meributkan hal-hal kecil.

Dendam yang Gilang simpan pada ayah Arjuna pun sudah hilang. Akhirnya pikiran Gilang terbuka untuk tidak lagi menyimpan dendam pada satu kejadian yang sudah terjadi beberapa tahun lalu. Gilang juga tidak mau membuat Bryan marah karena sifatnya yang sama sekali tidak pernah Bryan ajarkan pada Gilang. Apapun yang terjadi di masa lalu biarlah berlalu, mungkin masa lalu itu bisa memberi kita pelajaran hidup agar menjadi orang yang lebih baik lagi.

"Lang, ke kafe Ayah dulu ya?" Ujar Arum saat sudah duduk rapih tepat di samping sang suami.

Gilang mengangguk pelan, kemudian segera menyalakan mesin mobil dan berangkat menuju tempat selanjutnya.

"Btw kamu kapan mau ketemu sama, Nenek?"

Arum menoleh, "Gimana kalo minggu ini aja? Sekalian kita honeymoon."

Suara decakan dari arah Gilang terdengar sangat jelas, membuat Arum mengerutkan alis heran, "Kenapa?"

"Ck! Ya masa mau honeymoon di desa sih, Rum? Yang bener aja sayang."

"Y-ya emang kenapa? Kan seru tau kalo tinggal di desa. Udaranya adem, ga ada polusi, banyak sawah, sungai."

Gilang tertawa kecil mendengar ocehan sang istri, "Kangen sama kampung halaman, Mbok ceritanya?"

"Hmmm," Jawab Arum sambil manggut-manggut pelan, "Ntar kamu bakal izinin aku ketemu sama Mbok kan? Lagian aku kayanya ga akan tahan deh kalo jauh-jauh sama Mbok terlalu lama."

"Ck! Jangan manja, kamu udah punya suami masa masih mau manja ke Mbok?"

Tawa Arum terdengar puas di telinga Gilang, "Apa sih? Kamu cemburu? Hah?"

Gilang menggelengkan kepala beberapa kali, namun Arum malah semakin menggodanya, "Hm? Bilang aja kalo memang cemburu." Katanya sambil menatap Gilang lebih dekat.

"Ngga sayaanggg, masa iya sih aku cemburu sama Mbok? Jangan ngaco."

Arum menghembuskan napas panjang, membenarkan kembali posisi duduknya untuk kemudian kembali menggoda Gilang dengan menggelitik perut sang suami gemas.

"Arum diem sayang aku lagi nyetir ini loh. Eh...eh geli hahaha, Arum jangan gini hei."

"Gapapa wleee, kamu cemburu kan? Hah? Cemburu sama Mbok? Iya?"

"Hahaha ngga sayang. Arumi aku lagi nyetir, hahaha Arum stop geli, Arum."

Arum semakin semangat menggelitiki perut Gilang. Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna membentuk satu senyuman yang selama beberapa tahun kemarin hilang entah kemana. Arum bersumpah bahwa bersama Gilang saat ini benar-benar membuat dirinya bahagia, apalagi ketika mengetahui alasan Gilang pergi meninggalkan dirinya dan saat Gilang kembali ternyata cowok itu sudah menjadi seorang mualaf demi tujuannya untuk menikah dengan Arum. Memang Arum sempat menjadi istri Azmi, namun jika boleh jujur Arum sama sekali tidak mencintai Azmi. Arum menikah hanya untuk melupakan Gilang, memang terdengar jahat tapi itulah faktanya. Untung saja Azmi bisa mengerti bagaimana perasaan Arum, ia rela mengikhlaskan Arum demi Gilang. Azmi pantas dapat wanita yang lebih baik dari Arum.

STRUGGLE Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora