STRUGGLE • 28

16 5 0
                                    

- Lelah -

Mata Gilang menyipit kala matahari pagi
menyinari wajahnya. Cowok itu melenguh dan menggosok matanya pelan. Hal pertama yang dicari adalah keberadaan sang istri, namun sayangnya Arum sudah tidak tidur di sebelahnya.

"Mandi cepetan, Ayah di rumah sendiri."

Gilang menoleh kemudian menghampiri Arum yang sedang menjemur handuk di balkon, memeluk pinggangnya dari belakang kemudian kembali memejamkan mata saat dagunya beristirahat di pundak sang istri. Gilang bersumpah bahwa saat ini Arum sangat harum, sampai-sampai ia tak mau melepas pelukannya.

"Cepetan mandi, Ayah di rumah sendirian. Takutnya belum sarapan." Ujar Arum seraya mengusap pelan pipi putih Gilang.

"Hmmm, ga mau mandi." Jawabnya dengan nada memelas. Bukannya lepas Gilang malah tambah manja kepada Arum, ia semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali mencuri waktu untuk mencium pipi lembut Arum.

Menghirup udara kemudian menghembuskannya pelan, itu yang dilakukan Arum lalu badannya berbalik jadi menghadap Gilang, "Kalo ga mandi sekarang, aku pulang ke rumah sendiri." Dan meninggalkan Gilang menuju dalam kamar.

"Aaaaa sayang kamu ga ngasih vitamin c dulu ke aku gitu?" Lontar Gilang sambil mengikuti langkah kaki Arum, "Rum, mau vitamin c dulu." Pintanya dengan mimik wajah cemberut seperti tak di belikan mainan.

"Ngga kamu bau." Jawab Arum.

"Aaaaa Arum....." Rengek Gilang sebal. Tapi Arum sama sekali tidak peduli, ia malah melenggang pergi keluar kamar meninggalkan Gilang sendirian. Mau tak mau Gilang segera bergegas ke kamar mandi, pokoknya ia harus mendapatkan vitamin c dulu sebelum kembali ke rumah ayah Bryan.

Sedangkan Arum sendiri menyiapkan makanan untuk sarapan yang akan dibawa ke rumah Bryan agar ketika sampai di sana Arum tak perlu memasak lagi. Kalian tak perlu khawatir rasanya akan keasinan lagi karena menu yang Arum buat kali ini adalah menu yang biasa dibuat bersama Bryan, jadi Arum yakin bahwa rasanya kali ini akan lebih lezat dibanding rasa makanan yang Arum buat waktu kemarin malam.

Drrrrtttt

Drrrrtttt

"Rafa?" Kerut Arum kala melihat nama yang tertera di layar handphone. Ia segera mengangkat panggilan video dari Rafa dan meletakkan handphonenya tak jauh dari dirinya yang sedang memasak.

"Morning, Kak." Sapa Rafa dengan penuh semangat di seberang telepon. Bahkan gigi rapih anak itu terlihat sangat jelas oleh Arum.

"Pagi," Balas Arum, "Udah berangkat ke kampus?" Tanyanya saat melihat latar belakang Rafa adalah parkiran.

Anak itu mengangguk semangat, "Semalem kenapa tiba-tiba ngilang dah?"

Entah ini pertanyaan sungguhan atau hanya untuk sekedar menggoda saja, yang jelas pipi Arum jadi merah merona saat Rafa bertanya, "Hm, ada urusan mendadak." Jawab Arum sambil diam-diam menyembunyikan senyumnya.

Di seberang sana Arum melihat Rafa menyipitkan mata sambil tersenyum, "Ohhh urusan mendadak ya, siap-siap," Responnya seraya menganggukkan kepala pelan, "Btw Kak Gilang kemana? Tumben amat pagi-pagi gini ga nempel sama lu, ck!"

"Ada lagi mandi. Mau nungguin?" Tanya Arum. Kalian tidak perlu heran atau khawatir Arum akan terganggu dengan Rafa karena dari awal pernikahan mereka juga Rafa sudah sering melakukan hal ini. Ya sebenarnya sih kalo Arum sama sekali tidak terganggu tapi berbeda dengan Gilang, cowok itu bahkan bisa di bilang sangat terganggu dengan kehadiran Rafa yang hampir setiap hari mengganggu dirinya dan sang istri.

"Iya, Kak bentaran mau ngomong sama Kak Gilang. Lu lanjut masak aja."

Setelah bicara seperti itu Arum memberi respon anggukan kemudian kembali melanjutkan aktivitas memasaknya tanpa mematikan sambungan video call dengan Rafa.

STRUGGLE Where stories live. Discover now