STRUGGLE • 27

18 3 0
                                    

- Keseruan -

"Yashhhh menang!!! Wuuuhhh!" Seru Alfa saat dirinya memenangkan permainan kartu UNO. Saat ini enam anggota anak Asgardo sedang berkumpul di rumah milik Bryan karena permintaan Arum, awalnya permintaan sang istri oleh Gilang tolak tapi sayangnya Gilang terlalu bucin. Ia tak bisa melihat tatapan sendu di wajah cantik Arum. Oh ayolah padahal itu hanya senjata Arum saja agar keinginannya di turuti oleh sang suami.

"Ah kalah mulu dari tadi," Gerutu Ardo. Siapa sangka? Ternyata Ardo tidak mahir bermain kartu UNO, "Mending mabar aja kita, Yah." Lanjutnya menatap Bryan.

"Mabar apa? PUBG? Ayo!"

Mimik wajah yang serupa dengan Ardo terlihat kaget saat pria hampir tua seperti Bryan tau game sejenis PUBG, "Ayah bisa?" Tanyanya yang di jawab anggukan kepala, "Gas lah, Yah. Jangan main sama Ardo, dia mah bisanya epep doang."

"Ah, janc!!!" Itu Ardi yang marah saat Ardo dengan lengan entengnya menoyor kepalanya sembarangan. Untung saja Ardi masih bisa menahan agar tidak bicara kasar didepan Bryan.

"Ga usah sok-sok marah gitu, Do. Lu mah emang bisanya epep doang, ck!" Sosor Alfa.

"Mau PUBG, mau epep, mau valorant. Sabi semua gua. Handal dalam bermain game." Lengan Ardo di kepal kemudian dadanya di tepuk-tepuk pelan seakan bangga dengan dirinya sendiri.

Satu hembusan napas terdengar jelas dari arah lain. Ternyata itu Rafa yang sudah duduk depan tv, "Mending main ps, nih." Ujarnya lalu melemparkan stik ps ke arah Ardo.

"Yah elah, gas!!!" Jawab Ardo dengan penuh semangat. Sedangkan Bryan sendiri tertawa ringan melihat tingkah mereka. Pantas saja Arum ingin anak-anak Asgardo ini main ke rumah, ternyata memang asyik suasananya jika ada mereka.

"Jadi ga, Yah main PUBG?" Ardi menyahut. Sepertinya anak itu sudah mempunyai tim untuk melawan Bryan. Lihat saja, disebelahnya sudah ada Dio yang siap melawan Bryan dalam pertempuran kali ini. Sayangnya kepala Bryan menggeleng tanda ia tak jadi untuk bertempur dengan Ardi untuk sekarang. Tentu saja Ardi merasa sedikit kecewa, kapan lagi kan main PUBG sama orang tua? Tapi itu tak jadi masalah bagi Ardi, toh masih ada Dio yang mau main.

"Ayah mau ke belakang dulu liat yang lain." Ujar Bryan lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju belakang rumah. Di sana ada Arum, Gilang, dan kedua sahabatnya juga ada AW yang sedari tadi membantu menyiapkan makanan untuk pesta malam nanti.

Ini semua Arum yang meminta. Ia ingin mengadakan pesta kecil-kecilan untuk sekedar berkumpul bersama-sama. Sudah sangat lama ia tidak merasakan hal seperti ini.

"Yah," Suara AW sampai di indra pendengaran Bryan, membuat pria hampir tua itu menoleh dan menghampirinya, "Setidaknya minuman yang di siapin ngga susu sama air mineral doang kan?" Tanya AW bisik-bisik.

Seketika Bryan tertawa kecil atas pertanyaan anak muda di hadapannya, "Emang kamu mau minuman apa?"

"Minimal ada soda lah, Yah. Kalo minumannya cuma air mineral doang mah ga asik, apalagi kalo ada susu. Pesta apaan kalo minumannya susu."

Kepala Bryan manggut-manggut paham. Tidak akan jadi pertanyaan lagi mengapa AW bicara seperti itu, alasannya pasti ada di Mark. Gilang pernah cerita bahwa Mark sangat memperhatikan kesehatan anak-anak Asgardo, bahkan tidak jarang mereka diperingati ini itu oleh Mark.

"Kalo kopi bikinan Ayah aja gimana?" Tawar Bryan pada AW.

AW memasang wajah tak setuju, "Mending beli soda aja, lebih simpel. Lagian aku ga mau kalo Ayah cape-cape bikin kopi untuk kita."

"Ya, okelah. Kamu beli soda di minimarket deket-deket sini."

"Yesssss!!" Bersorak karena keinginannya kali ini tercapai, "Thank you, Yah." Lanjutnya lalu menjulurkan telapak tangan yang sudah dikepal seraya mengajak tos kepada Bryan.

STRUGGLE Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt