IPAR 14

2.2K 260 12
                                    

Jeongguk memasuki ruangan kesiswaan yang berada diujung kelas dengan pencahayaan yang sedikit minim, disana sudah ada pak agus yang menemani sementara ketiga rekan gurunya tadi masing masing pamit memasuki kelas untuk kembali mengajar

"Mingyu, deka, wonu, rangga, fajar, dan satya"

Bagas hela napas di meja nya, naruh kertas yang dikasih pak agus berisikan nama nama siswa siswa ini dari sekolah sebelah. Mengetuk meja pelan namun berulang, membuat setiap anak yang tertunduk semakin dibuat gugup mendengarkan

"Anak anak kos saya semua" ucap bagas tertawa kecil

"Hadeuh.. liat saya sini"

Bagas memukul meja telak sampai menarik perhatian keenam murid didepannya, menatap satu persatu wajah yang jelas dia kenali sebagai penghuni satu kosan mewah milik bagas yang tempatnya hanya berbeda kecamatan dengannya

"Satya, inget saya ga" tanya bagas menunjuk anak muda didepannya menggunakan dagu

"Inget pak"

"Ngomong apa sat? saya ga denger yang kenceng bicaranya kaya tadi"

Satya tertunduk, jelas dia tidak menyangka jika pak Jeongguk selaku pemilik kosan mereka serta salah satu guru yang mengenal baik dengan masing masing orang tua keenamnya adalah seorang kesiswaan disekolah lawan mainnya kala itu. Fakta jika Jeongguk merupakan guru olahraga sudah jelas mereka ketahui, tetapi mengetahui jika pemegang tanggung jawab kesiswaan ada ditangannya baru saja terungkap sekarang ini

"Lama saya ga mampir kesana ya, gimana? ada laporan ibu ibu yang suka mampir lagi ga kesana?"

Mereka menggeleng serentak, sejujurnya Jeongguk merupakan guru yang sangat akrab yang terbilang dekat dengan satya maupun temannya yang lain. Bagaimana tidak? pemilik kosannya ini benar benar tipe guru jaman sekarang yang asik, mereka sudah tidak ada canggung canggung nya kalau sama Jeongguk

Laporan apapun tentang keluhan yang membuat mereka tidak nyaman disana pasti cepat di tindak oleh Jeongguk, termasuk soal kemarin yang ibu ibu setempat sering mengganggu kegiatan mereka selama di kos ntah untuk mengintip atau untuk memarahi mereka

Hal itu membuat Jeongguk membangun sistem keamanan didepan kosan miliknya, mempekerjakan dua orang satpam untuk menjaga keamanan disana. Setelah kebijakan itu dibuat tak ada lagi laporan dari mereka yang mengatakan terganggu oleh warga sekitar bahkan mereka semakin dimudahkan dengan adanya satpam yang membuka tutup gerbang untuk mereka masuk

"Mingyu gimana? udah enak ada yang beres beres kosan sampe masakin tiap hari ya?

Kali ini jatah mingyu yang ditanya, sama seperti kawan disebelahnya dia cuman bisa geleng kepala. Canggung banget, mana pak Jeongguk keliatan marah besar sama mereka

Gosipnya juga tadi yang mereka tabrak itu keluarganya pak Jeongguk, tapi mereka percaya ga percaya karna setau mereka pemilik kosan nya ini tidak ada keluarga disini selain almarhum istrinya yang sejak kematiannya itu Jeongguk belum pernah lagi datang untuk menjenguk mereka di kosan

"Kalian ini mau jadi jagoan atau gimana?" Jeongguk mendekati mereka

"Saya tutup mulut soal kamu rangga yang sering bawa cewe ke kosan"

"Pak itu dulu sekarang saya tobat berani sumpah pak-" jelas rangga panik

"Kalian ini bikin repot saya, harus telpon orang tua kalian satu satu ya buat bilang kalian tabrak murid sekolah kalian karna kalah main bola, ga malu?"

Mereka serentak diam, aura Jeongguk sekarang kerasa lagi sepat banget. Jangankan buat jawab, buat jalin kontak mata aja sesusah itu, dari nada bicara gurunya ini juga udah keliatan kalau dia kecewa sama kelakuan mereka

𝐈𝐏𝐀𝐑 || KV 1 ENDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें