IPAR 43

2K 234 55
                                    

"Cari siapa?"

Empat siswa laki laki berdiri berdampingan dengan tas menggantung di punggung mereka, satu diantaranya cemberut dengan wajah sembab tengah menangis. Mereka berpegangan— nggak juga sih, lebih jelasnya yang lagi nangis tadi itu pegangan erat ke lengan teman yang ada di samping nya

"Kalian kenapa? mau cari siapa?"

Tak ada yang menjawab, perempuan tua yang berdiri di depan pintu juga merhatiin penampilan kucel mereka. Biasa anak sekolahan kalau udah masuk jam pelajaran akhir pasti keringet pada bau asem, nah begitupun mereka. Malah pada diem dan cuman nunjukkin wajah wajah gelisah keempatnya

"Eh sea, adit, ahmad sama putra lagi ngapain— oh bu lagi ada urusan?"

Joshua tidak menyadari kehadiran guru senior yang keliatannya udah nahan kesel itu daritadi, berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Dengan wajah terangkat si ibu menunjuk murid nya itu menggunakan dagu "Tau tuh pak lah saya, sudah saya tanya malah pada ngang ngong ngang ngong. Ora urus, kamu saja yang urus pak Josh" kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka di sana

Joshua memberi senyuman sopan serta membungkuk sedikit sebagai jawaban iya. Seperginya rekan gurunya dari sana Joshua menarik napas panjang, kembali memberikan perhatian pada empat remaja di depan yang masih pelanga pelongo

"Jadi—" ucapan Joshua terhenti begitu ahmad di samping tanpa ba bi bu menunjuk murid yang sering dilihatnya tengah menangis memeluk lengan Jimin

Oalah

Jeongguk menaikkan pandangan, melirik kearah pintu saat seseorang mengetuknya. Joshua muncul dari balik sana, melambai— untuk meminta bagas menghampiri tanpa memanggilnya

"Taehyung? kenapa nangis?"

Kini yang mereka takuti muncul juga, pak bagas di depan. Tepat tiga anak tangga berdiri menghadap mereka yang kompak menunduk. Mereka takut, cemas, gelisah khawatir soalnya ini anak kesayangan guru olahraga nya itu mereka temuin lagi nangis. Tanpa tau kenapa, atau apa yang sakit yang jelas mereka jadi takut disalahin

Makanya daritadi mereka diem aja

Gak sanggup berkata kata

Takut salah

"Tadi saya sudah coba ajak masuk, dia gak mau sama saya Gguk" Ucap Joshua

Jeongguk memperhatikan bagaimana tangan si kecil melingkar di lengan anak muridnya itu. Pegangannya kian mengerat, terlebih sesudah Joshua mengatakan kalau dia tadi sempet mau ajakin anaknya buat masuk tapi sea nya tidak mau

"Jadi, kalian ini kenapa?" tegas bagas

"Anu pak—"

"Mau main? silahkan asal Taehyung pulang gak lewat dari jam lima"

Ketiganya serentak menggeleng "Bukan pak!" bagas mengerutkan kening "Terus?"

Dia pikir sea nangis karna gak diajakin main sama temen temennya itu, udah hal biasa lah Taehyung pasti susah buat dikasih tau Ujung ujungnya pasti dianterin ke ruang guru buat dititipin ke bagas langsung. Abisnya sea kadang rewel makanya mereka kalau sekiranya mau nongkrong yang agak bahaya pasti gak ajak anaknya

Tapi yang ini bukan?

Terus kenapa?

"Kita... sebenernya gak tau pak si sea kenapa" tutur ahmad

"Tadi kita mau pulang, kita ambilin tas sea buat anterin ke bapak tapi kita nemuin dia ada di pojok lapang" jelas putra menambahkan

"Kita udah tanya kok pak mana yang sakit tapi ngga ada katanya.. ya sea sakit gak?" kini ahmad berbalik pada si kecil yang membalas pertanyaan tersebut dengan gelengan kepala

𝐈𝐏𝐀𝐑 || KV 1 ENDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें