Vote sebelum baca 🌟
Aiden membuka perban yang melilit pergelangan tangan Leanor secara perlahan lantaran takut menyakiti sang istri.
Senyuman manis mengembang begitu saja di bibirnya kala melihat luka Leanor sudah mengering. Hatinya baru bisa tenang setelah melihat Leanor sembuh sepenuhnya.
"Jangan pernah mengulangi kebodohanmu atau aku akan marah, sayang." Tutur Aiden seraya mengoleskan salep ke pergelangan tangan Leanor supaya bekas luka istrinya menghilang. Ia tak ingin Leanor diejek orang lain karena memiliki bekas luka, walaupun bekas lukanya tidaklah seberapa.
Aiden sudah sering melihat orang-orang merendahkan perempuan yang memiliki bekas luka. Makanya dia tidak ingin Leanor mengalami hal serupa.
Pria tampan itu berharap Leanor selalu hidup tenang, nyaman, damai, dan tanpa gangguan siapapun.
"Apa jawabanmu, sayang?" Aiden mendongak, menatap Leanor tajam karena tak kunjung mendapatkan respon.
Leanor berdecak pelan melihat tatapan mematikan suaminya. "Aku mengerti."
Aiden tersenyum puas sembari mengecup punggung tangan istrinya. "Ketahuilah, aku hanya tidak ingin melihat wanita yang kucintai terluka. Hatiku sangat sakit melihatmu terluka, apalagi saat melihatmu sengaja melukai diri sendiri."
Leanor tersentuh melihat ketulusan Aiden saat mengucapkan hal tersebut.
Aiden tidak membual seperti yang biasanya dilakukan pria lain. Aiden benar-benar mengutarakan perasaannya dengan tulus.
Sudah lama sekali Leanor tidak melihat lelaki yang tulus karena semua pria yang ditemuinya brengsek, playboy, dan manipulatif.
Di depan mengatakan cinta dengan manisnya, tapi dibelakang bercinta dengan wanita lain.
"Pipimu merah, sayang. Kau merasa kepanasan?" Aiden menangkup pipi Leanor dan mengusapnya pelan sedangkan Leanor terdiam membisu.
"Belakangan ini cuaca memang lebih panas dibandingkan hari-hari sebelumnya. Tunggu sebentar, aku akan membuka jendela dulu." Bangkit dari posisinya dan berjalan menuju jendela. Meninggalkan Leanor yang tak bisa berkata-kata akibat ketahuan sedang blushing.
Untung saja Aiden polos. Tidak menyadari apa yang sebenarnya dirasakan Leanor.
Ya, Leanor merasa sedikit baper melihat sifat manis Aiden.
"Kau tidak kepanasan lagi 'kan, sayang?"
Leanor terkesiap karena tertangkap basah sedang menatap Aiden terang-terangan.
Gadis cantik itu sontak mengalihkan tatapannya ke arah lain dan menjawab sok santai. "Panasnya lumayan berkurang."
Aiden berpikir sejenak sebelum menjentikkan jarinya bersemangat. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja ke luar? Pasti kau tidak akan kepanasan lagi."
"Boleh?" Tanya Leanor berbinar.
Selama ini, Aiden selalu mengurung Leanor di dalam kamar. Tidak memperbolehkan Leanor keluar, apapun alasannya.
Katanya, keadaan Leanor rentan diserang. Leanor lebih aman jika berada di dalam kamar yang dijaga ketat oleh para ksatria.
Aiden memang sangat berlebihan tapi Leanor tidak bisa membantah karena Aiden sangat keras kepala.
"Aku rasa tidak masalah kalau kau keluar, sayang. Semua lukamu sudah sembuh."
Leanor tersenyum senang. Bangkit dari sofa dan berjalan riang menuju pintu kamar.
"Tunggu aku, sayang!" Aiden segera mengejar istrinya. Matanya membulat kaget kala melihat Leanor hampir terjatuh jika saja tak ditahan oleh seorang ksatria.
"Hati-hati sa---" Ucapannya menggantung begitu saja lantaran merasa cemburu melihat ksatria menatap Leanor secara terang-terangan dan seakan sedang memanfaatkan kesempatan. Ia semakin cemburu melihat Leanor menatap balik pria itu dengan sorot mata terkejut.
Aiden segera menarik tubuh Leanor ke dalam dekapannya. "Lancang sekali kau menatap istriku." Kecamnya.
"Maaf, tuan Duke," ujar ksatria berambut hitam itu tanpa merasa bersalah sedikit pun hingga membuat Aiden geram.
Sementara itu, Leanor masih menatap ksatria di hadapannya dengan tatapan terkejut.
Bagaimana mungkin Leanor tidak terkejut jika melihat kekasih pemilik tubuhnya (Daniel) berada di Duchy sebagai ksatria?!
Bukankah selama ini kekasih Leanor asli seorang bangsawan yang menetap di wilayah kekaisaran barat?!
Lantas, bagaimana ceritanya Daniel bisa muncul di kekaisaran Utara sebagai ksatria?!
Bersambung...
13/5/23
Btw ges, cerita ini dapat rank 1 di fiksi sejarah loh🥺
Moga makin banyak yang Nemu cerita ini ya muehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become A Duchess
FantasyKekayaan, ketenaran, dan kebahagiaan. Semuanya dimiliki oleh Natha. Akan tetapi, sayangnya ada saja orang yang membencinya dan nekat membunuhnya. Akibatnya, Natha mengalami transmigrasi ke dalam novel bacaannya. Lebih parahnya lagi, Natha menjadi...