Part 31❄️

63.3K 6.6K 273
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Leanor diam-diam mencari kesempatan yang pas untuk berbicara dengan Daniel supaya ia bisa mengetahui motif pria itu mendatangi kediamannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leanor diam-diam mencari kesempatan yang pas untuk berbicara dengan Daniel supaya ia bisa mengetahui motif pria itu mendatangi kediamannya. Mengingat selama ini Daniel tidak pernah muncul di hadapannya.

Sedikit mencurigakan menurutnya melihat kemunculan tiba-tiba Daniel. Pria itu datang setelah semua kerusuhan terjadi.

"Aku tahu kau masih mencintaiku, putri." Tutur Daniel sumringah seraya berusaha memeluk tubuh Leanor, namun Leanor menghindar dengan sigap.

Raut wajah Daniel sedikit berubah. Akan tetapi, ia berusaha mempertahankan senyumannya. "Jangan-jangan putri masih kecewa karena aku tidak berusaha menghentikan Yang Mulia Kaisar menikahkan putri dengan Duke Aiden?"

Pria tersebut menghela nafas gusar. "Putri sendiri tahu bukan kenapa aku tidak berusaha menghentikan Yang Mulia Kaisar? Aku hanyalah seorang count. Mustahil berani menentang Yang Mulia."

Leanor memijit keningnya pelan melihat kecerewetan Daniel. "Aku tidak kecewa, Daniel."

"Lalu, kenapa tuan putri menghindar dari pelukanku?"

"Karena sekarang aku sudah menjadi istri Duke Aiden. Kau atau pria manapun tidak boleh memelukku."

Daniel terlonjak kaget mendengar alasan Leanor yang menurutnya tak masuk akal. "Bukankah putri mencintaiku?" Tuntutnya.

"Percaya sekali dirimu, Daniel. Apa yang membuatmu berpikir aku masih mencintaimu setelah kau lepas tangan dari masalahku dan tidak berusaha membujuk ayahanda sedikit pun?" Cemooh Leanor. Merasa lucu melihat tingkah Daniel.

Dulu, saat Leanor menyuruh Daniel memperjuangkan hubungan mereka di hadapan kaisar ... Daniel menolak dan menyuruh Leanor menerima perjodohan begitu saja. Namun sekarang, Daniel malah mendatanginya tanpa tahu malu.

"Aku tahu aku salah, putri. Tapi, aku tidak berani melawan kaisar. Ak--"

"Lalu, kenapa kau mencariku sekarang? Katanya tidak berani melawan kaisar?" Sarkasnya.

Daniel tertunduk menyedihkan. "Aku merindukan putri. Aku tidak bisa lagi berpisah dari putri. Aku ingin kita kembali seperti dulu lagi."

"Pergilah! Kembalilah ke asalmu, Daniel. Aku tidak bisa menerima perasaanmu lagi karena sekarang aku sudah menjadi istri Aiden."

"Bukankah putri tidak mencintai Duke?"

"Kata siapa?!" Bantahnya. "Tebakanmu salah. Aku mencintai suamiku. Makanya aku tidak bisa menerimamu lagi." Meskipun Leanor tidak mencintai Aiden tapi ia tetap berbohong supaya Daniel menyerah terhadapnya.

"Tolong pergilah. Carilah wanita lain."

"Aku tidak bisa, putri. Aku sangat mencintaimu. Hidupku terasa sangat menyiksa tanpamu." Bentak Daniel. Cukup membuat Leanor terkejut.

Gadis cantik itu tertawa resah melihat kegilaan pria di hadapannya. "Hah! Astaga! Pergilah secara baik-baik atau aku akan menyuruh para ksatriaku menyeretmu keluar dari Kediaman Blake." Ancamnya. Membuat Daniel mengepalkan tangan kesal.

Berbagai macam kata-kata manis sudah dilontarkannya. Akting bagus dan meyakinkan sudah ditunjukkannya. Lantas, kenapa Leanor masih tidak tergoyahkan?!

Daniel merasa sosok Leanor yang di depannya sangatlah berbeda dengan sosok tuan putri yang selalu mencintainya, mengekorinya, dan mudah diluluhkan.

Leanor yang sekarang tidak mudah lagi ditipu seperti Leanor yang dulu. Entah apa yang mengubah Leanornya, bonekanya. Alat transaksinya untuk mendapatkan sesuatu.

"Aku kecewa padamu, putri." Lirihnya terluka sedangkan Leanor mengibaskan tangannya cuek.

"Terserah kau berkata apa. Namun, satu hal yang harus kau ingat! Kita tidak punya hubungan apapun lagi sejak aku menikah dengan Aiden!" Ujarnya penuh penekanan.

Daniel menatap Leanor lurus. Menilai ekspresi Leanor. Ia masih belum percaya pion berharganya terlepas dari genggamannya.

Pion yang bisa membuatnya kembali berjaya setelah bangkrut.

Ya, semua usaha Daniel bangkrut. Semua propertinya di sita. Uangnya habis untuk membayar hutang. Hanya gelar Countnya lah yang tersisa.

Daniel pergi ke wilayah Utara dengan harapan bisa menarik Leanor ke sisinya lagi supaya bisa mendapatkan banyak uang. Namun, malah disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Daniel tidak bisa menerimanya! Ia pasti akan membuat Leanor menderita karena telah mengabaikannya!

"Jangan pernah menyesali pilihanmu, putri." Desisnya pelan.

"Tenang saja. Aku tidak akan pernah menyesali pilihanku." Sahut Leanor tanpa beban.

Daniel meninggalkan Leanor dengan penuh emosi sehingga membuat Leanor berdecak pelan. "Aku yakin kedatangannya ke sini bukan karena mencintaiku tapi karena menginginkan sesuatu dariku." Gumamnya.

"Cael." Panggilnya dan yang dipanggil langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

"Ya, nona?"

"Selidiki lah pria tadi. Namanya Daniel Radcliffe. Seorang count di kekaisaran Barat."

"Baik, nona."

Caellus segera pergi menjalankan perintah tuannya. Selang beberapa detik setelah itu, muncullah William.

Pria kecil tersebut tampak terkejut melihat Leanor berada di dalam gudang. "Kenapa duchess di sini?"

"Aku sedang mencari sesuatu." Jawab Leanor tenang. "Dan, kau sendiri kenapa berada di sini?"

"Aku mencari Sellyna, duchess."

"Kalian bermain petak umpet lagi?" Kekeh Leanor gemas.

William mengangguk malu-malu. Entah kenapa ia merasa kekanakan memainkan permainan tersebut, tapi demi Sellyna dia pun menekan gengsinya.

"Ah, kalian sangat manis. Selalu bermain bersama di kediaman ini. Sangat berbeda dengan masa kecilku yang sangat membosankan." Desahnya pelan. Iri melihat para bocil yang sudah menemukan cinta mereka di usia dini sedangkan dirinya sudah tua tapi masih belum menemukan cinta sejatinya.

Bersambung...

13/5/23

Misalkan kalian suka cerita transmigrasi kerajaan (zaman abad pertengahan), kalian bisa membaca karyaku yang lain. Judul:

1. The Tyrant's Wife

2. I Tamed A Tyrant

3. I Raised A Protagonist

firza532

 I Become A DuchessWhere stories live. Discover now