Part 32❄️

61.7K 6.7K 176
                                    

Nah, inilah part uwu" untuk para jomblowan/jomblowati.

Selamat menikmati kebahagiaan walaupun tanpa sang pacar✌️😂

And, jangan lupa vote dulu sebelum baca biar kebahagiaannya nambah 💅

And, jangan lupa vote dulu sebelum baca biar kebahagiaannya nambah 💅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku merindukanmu."

Pelukan hangat dan suara manja Aiden menyambut Leanor kala memasuki kamar.

Hal tersebut membuat Leanor tertawa pelan. Gemas melihat tingkah lebay Aiden.

Merindukan apanya?!

Mereka hanya berpisah satu hari, bukan satu tahun.

Untung saja Aiden tampan, jadi Leanor tidak akan ilfeel.

"Apa yang kau lakukan seharian ini selama aku tidak ada?" Tanya Aiden penasaran.

"Rebahan, makan, dan jalan-jalan sebentar keluar."

"Jalan-jalan ke mana?"

"Taman."

"Para ksatria mengawalmu, 'kan?"

"Iya. Mana mungkin mereka berani membiarkanku keluar sendirian setelah kau mewanti-wanti mereka." Ledek Leanor sehingga membuat Aiden tertawa.

Pria tampan itu melepaskan pelukannya. Kemudian, mengecup pipi Leanor sekilas. "Siapa tahu mereka berani melanggar perintahku saat aku tidak ada."

Belakangan ini, Aiden mempunyai kebiasaan mencium Leanor. Baik itu di bagian pipi, kening, maupun di punggung tangan.

Anehnya lagi Leanor tidak membenci ciuman Aiden. Padahal gadis itu biasanya kurang suka jika lawan jenis mengecupnya.

Ia selalu membiarkan Aiden menciumnya dan perasaannya pun cukup senang mendapatkan kecupan dari Aiden.

"Ah iya, aku membeli kalung ini di perjalanan. Apakah kau menyukainya?" Tanyanya sembari menunjukkan kalung yang dihiasi permata abu-abu. Senada dengan warna mata Leanor.

"Aku menyukainya."

Senyuman manis tersungging di bibir Aiden mendengar jawaban dari sang istri.

Pria itu mendekat, menyisakan sedikit jarak di antara mereka.

Leanor mengerjap heran melihat Aiden tiba-tiba mendekat.

Aiden tersenyum geli melihat ekspresi heran istrinya. Lalu, mengumpulkan rambut Leanor yang terurai menjadi satu. "Aku akan memakaikan kalungnya untukmu. Tolong tahan rambutmu sebentar, sayang."

Leanor ber-oh ria. Ternyata Aiden mendekat karena berniat memasangkannya kalung.

Langsung saja gadis itu mengambil alih rambutnya dari genggaman Aiden.

Waktu Aiden memasangkannya, entah kenapa Leanor menjadi sedikit gugup.

Nafas hangat yang menerpa puncak kepalanya, aroma tubuh yang memabukkan, dan sentuhan ringan di lehernya membuat Leanor menelan saliva kasar. Berharap Aiden segera selesai memasang kalung di lehernya.

Gadis cantik itu semakin tegang ketika Aiden mengecup lehernya sekilas.

"Sudah ku duga, kalungnya terlihat sangat cantik di lehermu." Gumam Aiden pelan.

Leanor buru-buru mundur sembari memegang lehernya. "Aku tidak suka kau mencium leherku." Ungkapnya kesal.

Aiden tertunduk lesu melihat istrinya protes. Ia tak suka melihat Leanor selalu membatasi hubungan mereka.

Leanor membangun tembok tinggi yang sangat kokoh di antara mereka. Tak membiarkannya masuk sedikit pun seolah pintu masuknya sudah tertutup rapat.

Terkadang, Aiden ingin melewati batas tersebut tapi membayangkan Leanor membencinya ... Ia pun mengurungkan niatnya.

"Huh, sudahlah. Aku tidur saja." Lirihnya pelan. Mengenyahkan semua pemikiran buruknya.

Leanor menjadi sedikit bersalah melihat semangat Aiden luntur. Apalagi kala melihat Aiden berjalan lemas menuju tempat tidur.

Gadis itu pun melangkah maju. Memeluk tubuh Aiden erat dan menyandarkan kepalanya di punggung Aiden. "Aku tidak suka bukan karena membencimu, melainkan karena aku tidak terbiasa." Jelasnya supaya Aiden tak salah paham. "Tolong dimaklumi, area leherku sangat sensitif, Aiden." Tandasnya lagi.

"Benar karena itu?" Aiden bertanya seakan tak mempercayai alasan Leanor.

"Iya. Memangnya kau tidak merasa geli jika seseorang mencium atau menyentuh lehermu?" Balas Leanor.

"Entahlah. Aku tidak tahu karena belum pernah merasakannya. Cobalah mencium leherku supaya aku tahu apakah aku merasakan geli atau tidaknya."

Leanor mencubit perut Aiden gemas. "Dasar modus!" Ejeknya, membuat Aiden tertawa lepas lantaran maksud terselubungnya disadari.

Gadis berambut silver itu melepaskan pelukannya seraya menggelengkan kepala heran melihat tawa Aiden tak kunjung selesai. Padahal menurutnya tidak ada yang lucu dari ucapannya.

Aiden memutar tubuhnya menghadap Leanor dan mencubit gemas pipi istrinya. "Kau sangat menggemaskan, sayang. Bolehkah aku memakanmu sampai aku puas?" Candanya.

Leanor menepis tangan Aiden seraya berpura-pura meringis ngeri. "Aku tidak menyangka di sekitarku ada psikopat yang suka memakan manusia."

Aiden tersenyum miring melihat Leanor berpura-pura polos di hadapannya. Memutuskan mengikuti permainan sang istri.

Pria itu memojokkan Leanor ke dinding. Kemudian, mengelus pipi Leanor dengan sorot mata berbahaya. "Bodoh sekali kau tidak menyadari kehadiran seorang psikopat di dekatmu, sayang. Psikopat ini akan mengurungmu seumur hidup dan tidak membiarkanmu melihat dunia luar sekalipun karena aku tidak suka melihat pria lain memujamu."

'kenapa aku merasa dia sedikit serius mengucapkannya ya?' ringis Leanor dalam hati.

Bersambung....

13/5/23

firza532

 I Become A DuchessWhere stories live. Discover now