03 ; Aliansi

1.3K 203 25
                                    


Sejak percakapan mereka hari itu, Felix tak lagi merengek meminta perceraian pada Minho.

Ia kini jadi lebih banyak diam, sejak hari itu Minho juga jadi lebih sibuk.

Padahal baru seminggu ia dan Minho menikah.

Felix tidak berharap Minho akan mengajaknya honeymoon, Felix pasti akan menolak jika di ajak tapi maksud Felix adalah─

Setelah Felix perhatikan, menjadi ketua mafia itu sangat sibuk ya?

Tapi, tidak ada kah niat baik dari Minho untuk segera pulang? Lupa kah ia bahwa Felix di tinggalkan seorang diri di rumah yang berisikan orang-orang yang tidak Felix suka?

Setelah menikah, Felix tinggal di rumah besar yang di tempati oleh keluarga besar Lee.

Felix risih, sangat.

Apalagi dengan paman tertua Minho.

Meskipun rumah mewah yang disebut mansion ini sangat megah, sangat luas dan jarak antar ruangan sangat jauh, Felix tetap merasa sangat terganggu dan terintimidasi oleh hawa kehadiran mereka.

" Sebelum Minho menjadi ketua mafia, akulah yang memegang posisi itu."

Felix yang tengah mengupas buah di dapur pun terkejut dengan kehadiran paman Lee yang tiba-tiba.

Tangan lelaki yang berusia 40-an tahun itu mengambil potongan buah yang sudah Felix potong sebelumnya.

" Manis." pujinya setelah melahap potongan buah yang ia ambil tanpa izin.

Felix hanya diam, sebab ia tak tau harus merespon pujian paman Lee seperti apa dan tentu saja merasa risih.

Jadi yang Felix lakukan sekarang adalah bergerak lebih cepat untuk selesaikan kegiatannya memotong buah.

Merasa terus di tatap, Felix pun berdehem.

" Sepertinya ada yang ingin paman ceritakan padaku, Felix rasa akan lebih nyaman jika kita bicara di ruang tengah ditemani oleh potongan buah-buah segar ini."

Paman Lee tersenyum, "Kau orang yang cukup peka ya? Kalau begitu ku tunggu kau di ruang tengah, nak."

Pria itupun berlalu menuju ruang tengah, Felix menghela nafasnya.

Rasanya mengerikan hanya berduaan dengan seseorang bertampang kriminal seperti paman Lee.

Piring berisi potongan buah itu Felix taruh di atas meja, ia dudukkan dirinya berseberangan dengan paman Lee.

" Bagaimana rasanya menjadi pasangan Minho?" tanya paman Lee.

" Membosankan." jawabnya jujur.

Paman Lee tersenyum tipis, "Kau punya mulut yang cukup berani ya? Aku tak menyangka orang rendahan sepertimu bisa seberani itu."

" Setiap orang berhak untuk menyuarakan pendapat mereka tanpa memandang status sosial mereka, paman."

Potongan buah di tangannya paman Lee gigit, begitu juga dengan Felix.

" Kau pemuda yang cerdas, sayang kalau kita tidak bekerjasama." ucap paman Lee.

Felix jadi teringat kata-kata Minho.

" Apa yang paman harapkan dari orang rendahan seperti Felix? Untuk apa?"

" Akhir-akhir ini, Minho mulai berubah. Aku merasa ada sesuatu yang ia rencanakan diam-diam."

Felix menegakkan posisi duduknya, pemuda itu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Ekspresi arogan Felix tunjukkan, ia pun tersenyum tipis.

rampant ; minlix'✔️Where stories live. Discover now