16 ; Grandson

1.1K 138 23
                                    


2 weeks later.

Felix langkahkan kakinya memasuki sebuah gereja yang telah sepi sebab kegiatan ibadah telah berakhir 2 jam yang lalu.

Namun seorang wanita berusia 40-an tahun itu masih duduk di dalam sana, sendirian dan seperti tengah meratapi sesuatu.

" Aku merelakan putriku sendirian di Jepang demi keponakanku."

" Sedari dia kecil ingin sekali aku memeluknya, merawatnya, mengobati lukanya, membuatnya tersenyum dan merasa nyaman tapi─"

" Aku tetap harus bersikap netral, jika aku memihak pada salah satu dari mereka─ ada putri kecilku yang harus ku jaga, setelah dia menikah aku sangat lega dan bisa lebih fokus perhatikan Minho."

" Sayang sekali aku tidak bisa mencegah pernikahannya denganmu, namun melihat rupanya kau orang yang baik dan mampu membawa perubahan dalam hidup Minho─ aku sangat berterimakasih."

Tante Lee menoleh, ia tatap Felix dengan senyum tulus di wajahnya.

" Apa tante tidak terkejut begitu mendapatkan surat dariku?"

Tante Lee mengangguk.

Tadi pagi pelayan pribadinya tiba-tiba menyelipkan kertas yang di lipat kecil padanya, saat tante Lee membaca isi surat yang memintanya untuk datang ke sebuah gereja, ia tentu terkejut.

Apalagi di dalam surat itu tertulis kalimat bahwa Minho masih hidup dan Felix lah yang meminta untuk bertemu.

Setelah tiba di gereja, tante Lee mengikuti ibadah dari awal sampai akhir namun ia tak melihat Felix.

Tante Lee mulai ragu karena tak kunjung melihat Felix namun ia tetap menunggu walaupun harus duduk berjam-jam di tempat ini.

" Dimana Minho?"

" Dia berada di tempat yang aman tapi aku kemari bukan untuk membahas masalah itu."

" Apa yang ingin kau sampaikan?"

" Mengenai bibi Lee dan Juyeon."

" Minho dan Felix selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Minho dan Felix selamat."

Paman Lee mengerutkan dahinya ia tatap Juyeon dengan ekspresi tidak senang.

" Mayat mereka tidak di temukan, juga ada jejak yang menjadi bukti Minho dan Felix selamat."

" Bagaimana bisa?"

Juyeon mengangkat bahunya.

Paman Lee menggeram, ia meraih asbak dengan berbahan kaca yang tebal itu kemudian ia lempar ke arah Juyeon.

Juyeon tak menghindar, ia hanya diam dan memang ekspresi datar.

" Brengsek, kau kira kita sedang bercanda hah?! Bangsat! Anak bodoh!"

Barang-barang yang semula tertata rapi di atas meja itu mulai berjatuhan dan hancur.

Juyeon menatap ayahnya dengan tatapan datar.

rampant ; minlix'✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang