09 ; Letter

963 145 21
                                    


Masih di hari yang sama.

" Aku akan berada di Busan selama 2 hari." ucap Minho selepas sesi makan malam yang tenang bersama Felix.

Dan syukurnya Felix sudah tidak ketus padanya karena sudah di sogok dengan 1 donat yang Minho bawa pulang.

Jangan beritahu Felix kalau donat yang ia lahap beberapa waktu yang lalu Minho dapatkan secara gratis.

Donat itu pemberian dari salah satu karyawannya namun karena Minho tidak suka, ia pikir akan lebih baik jika ia berikan pada Felix.

" Aku ikut?" tanya Felix.

Minho tampak berpikir, "Aku tidak mengajakmu."

Felix mengerucutkan bibirnya, "Ya sudah pergi saja sana! Malas juga aku lihat wajah bejatmu!"

" Baiklah."

Minho berdiri, ia raih piring, mangkok juga gelas yang isinya sudah dihabiskan olehnya dan Felix.

" Kapan kau akan berangkat?"

" Nanti malam."

" Bukan karena ku usir kan?"

Minho mengangkat wajahnya, "Kurasa bukan."

Felix berdecak, ia pun membantu Minho membawa piring bekas mereka pakai ke tempat pencucian piring.

" Kau siap-siap saja, biar aku saja yang cuci." ucap Felix, kebetulan ia sedang mood untuk mencuci piring sendirian.

Bukan karena berbaik hati membiarkan Minho memiliki waktu untuk beristirahat ya, jelas bukan.

Minho tak menjawab, pemuda itu tampak tengah berpikir.

" Mm.. Besok bisa kau bersihkan kamarku?" tanya Minho.

Felix menoleh, "Tiba-tiba? Tapi okelah, akan ku bersihkan nanti."

Minho tersenyum tipis, ia usak rambut Felix namun tidak sampai membuat rambut Felix jadi berantakan.

" Aku akan pergi bersama tangan kananku, berhati-hatilah selagi aku tidak ada dan ku harap rumah ini bisa tetap utuh sampai aku kembali."

Mendengar itu Felix menundukkan kepalanya, ia pura-pura sibuk dengan spons dan sabun di tangannya.

" Aku minta maaf untuk yang tadi pagi."

Minho pun pergi, tak payah menunggu respon dari Felix.

" Sebenarnya tidak perlu minta maaf.." gumam Felix dengan telinga memerah.

Singkat cerita.

Selesai Felix mencuci piring, Minho juga selesai bersiap-siap.

" Kalau aku boleh tau, apa yang akan kau lakukan di Busan?" tanya Felix, ia perhatikan Minho yang tidak membawa apapun.

Pemuda itu hanya mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai namun rapi.

" Tidak ada." jawab Minho singkat.

Felix menghela nafasnya.

" Aku di suruh untuk pergi ke sana." ucap Minho.

" Oleh?"

" Siapa lagi kalau bukan paman mu."

Felix mengerutkan dahinya, "Paman mu!"

Minho terkekeh, "Sudah ya, aku pergi dulu. Ciao adios~"

Setelah mengusak rambut Felix, Minho buru-buru keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.

Sedari tadi tangan kanan Minho telah menunggu di dalam mobil.

rampant ; minlix'✔️Where stories live. Discover now