14 ; Love

1.2K 152 29
                                    


Di tengah malam hujan di sertai badai, Minho dan Felix tak kunjung terlelap setelah sesi mengobati luka mereka.

" Minho." panggil Felix.

" Hm?"

" Tanganmu, mau ku pijat? Aku cukup pandai dalam pijat."

" Kalau kau bisa, boleh."

Felix pun merubah posisinya menjadi duduk.

" Kau tau? 24 tahun aku hidup, sudah banyak pekerjaan yang aku lakukan." ucap Felix.

" Seperti?" tanya Minho untuk basa-basi.

Minho tidak bisa mengabaikan Felix, Minho selalu merasa tidak enak jika harus mengabaikan Felix.

" Menjadi tukang pijat, memeras susu sapi, pengantar koran dan susu, membajak sawah, menjadi pemetik buah, bekerja di toko kue dan membuat kue, memasak, penjual ikan, mengantar anak-anak pergi ke sekolah, cleaning service dan umm.. Masih banyak lagi."

" Berarti pekerjaan terakhirmu sebagai housekeeping?"

Felix mengangguk.

" Kau bekerja sangat keras untuk apa?" tanya Minho dan sedikit meringis di akhir karena merasa sakit.

" Tentu untuk mendapatkan uang." jawab Felix singkat.

" A-ah.." rings Minho begitu merasa sakit.

" Tahan ya.." gumam Felix.

" A-ah i-iya.."

" Minho."

" Hm?"

" Apa kau sudah percaya cinta?"

Minho tidak langsung menjawab.

" Selama ini aku hidup tanpa ada seseorang yang mencintaiku." ucap Felix.

" Tidak ada satupun orang yang berada di sisiku, aku hidup sebatang kara dan selalu di tekan oleh dunia untuk jadi pribadi yang mandiri, pribadi yang tangguh."

" Aku bicara seperti ini bukan untuk meminta belas kasih, mencari simpati atau apa tapi.."

" Aku belum pernah merasakan hal-hal berbau romansa, makanya aku harap jika waktunya sudah tiba bagiku untuk merasakan yang namanya urusan percintaan─"

" Aku ingin di cintai dan mencintai, menikah dengan orang yang ku cinta dan hidup bahagia bersama pasanganku sepanjang waktu sampai akhir hayat tiba."

" Cinta itu keyakinan, cinta itu kekuatan.."

" Aku butuh cinta untuk saling menguatkan satu sama lain."

Terlalu fokus mendengarkan Felix, Minho sampai mengabaikan rasa sakitnya.

" Jadi─"

Felix menggantung kalimatnya.

" Sebenarnya aku tak mau mengingkari janjiku pada Tuhan untuk pernikahan kita, tapi kalau kita terus menjalani hubungan ini tanpa rasa cinta─"

" Maka lebih baik kita akhiri, seumur hidup itu terlalu lama jika harus kita jalani tanpa rasa cinta."

" Aku butuh cinta, jadi kalau kau tidak merasakan cinta maka ayo kita bercerai secepat mungkin, Minho. Semakin lama kita bersama aku takut diriku kalah dengan perasaan nyaman ini dan berakhir jatuh cinta denganmu."

Felix berhenti memijit Minho, pemuda itu kini sibuk menghapus air matanya.

Minho menghela nafasnya, ia tarik Felix kedalam pelukannya setelah itu dengan lembut Minho usap kepala Felix.

" Bisa-bisanya kau merasa nyaman denganku di tengah kondisi yang sedang kacau seperti ini."

Felix terisak, "Aku juga tidak tau!" serunya, satu pukulan ia berikan di bahu Minho.

rampant ; minlix'✔️Where stories live. Discover now